trustnews.id

Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta  Cilegon Baru, Cilegon Modern
Foto: istimewa

Cilegon bagai tikus mati kelaparan dalam lumbung padi. Kota dengan banyak industri dan upah minimum kota/kabupaten tertinggi, namun angka pengangguran terbuka juga tertinggi nomor dua se-Provinsi Banten. 

(Keterangan: visi-misi dan janji kampanye bisa diambil di https://www.helldysanuji.id/)

Mengusung Pemimpin Baru, Cilegon Baru. Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta, Calon Walikota-Wakil Walikota Cilegon, ini menegaskan komitmennya mewujudkan Cilegon baru, modern, dan bermartabat; sedangkan misinya menyangkut perbaikan di bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan masyarakat berperadaban.
“Cilegon ke depan transparansi harus tinggi, saat ini keterbukaan informasi publik sangat rendah. Bahkan kalah dibandingkan kota-kota lain yang ada di Banten,” ujar Cawalkot Helldy Agustian dalam bincang-bincang dengan TrustNews.
Helldy pun mencontohkan, keterbukaan informasi dalam masalah penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) pandemi Covid-19 kepada masyarakat yang sudah dibagikan. Ini diketahuinya dari para ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang curhat kepadanya yang sudah mengumpulkan KTP warga, namun saat pembagian tidak sesuai harapan.
“Berapa persen sih dana Covid-19 yang sudah dibagikan dan bagaimana pola pembagiannya? Sampai saat ini belum pernah di publish, padahal jumlah penduduk Cilegon itu nggak banyak,” ungkapnya. 
Hal lain yang disoroti pasangan Helldy-Sanuji yang diusung Partai Berkarya dan PKS ini terkait tingginya tingkat pengangguran terbuka di Cilegon. Padahal Cilegon menyandang status sebagai ‘kota industri’, justru angka penganggurannya terus meningkat setiap tahunnya.
 “Jumlah yang menganggur di usia produktif terus naik 9,68% sebelumnya 9,33%. Ini dimana salahnya, industri kita cukup banyak dan penduduknya sedikit, tapi jumlah penganggurannya tinggi,” paparnya sambil melanjutkan, “Sampai-sampai tukang cukur pun dikuasai daerah lain”.
Menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak terjadi, jika Pemkot Cilegon serius dan sungguh-sungguh mengatasi persoalan pengangguran seperti selama ini yang banyak terjadi di lapangan, padahal Kota Cilegon memiliki banyak perusahaan dan dunia industri.
Namun kenyataannya, semua itu belum sesuai harapan, angka pengangguran di Kota Cilegon masih cukup tinggi.
Helldy mencontohkan hal yang bisa dilakukan Pemkot Cilegon seperti dengan dibukanya pusat-pusat lembaga pelatihan masyarakat oleh pemerintah, dengan melibatkan perusahaan yang ada, mulai dari pembinaan kepada tukang cukur asli warga di Kota Cilegon tadi, menggerakan para petani lokal, peternak budidaya ikan, UMKM penghasil makanan khas Kota Cilegon agar bisa produksi di daerah sendiri. Semuanya bisa dimulai dari bawah.
“Cabai didatangkan dari jawa, pisang dari Sumatera. Belum ada makan atau oleh-oleh khas Kota Cilegon. Padahal, jika semua itu dikerjakan dengan serius, ribuan tenaga kerja di Kota Cilegon bisa terserap melalui pelatihan-pelatihan dengan melibatkan Bipartit,” katanya.
Sisi lain, Helldy melihat, penerapan teknologi di dunia industri di Kota Cilegon, yang menggunakan banyak peralatan canggih, dengan tenaga kerja yang dibutuhkan SDM-nya harus tinggi, sehingga perlu dilakukannya langkah-langkah baru dalam menekan angka pengangguran di Kota Cilegon, dimulai dari bawah.
Hanya saja, menurutnya, di usia 75 tahun Indonesia merdeka, masih ada satu wilayah kecamatan di Cilegon yang belum memiliki sekolah menengah pertama (SMP) negeri. Ironisnya lagi, Cilegon yang terdiri dari 8 kecamatan baru memiliki 7 SMP Negeri dan saat menjalankan Ujian Negara Berbasis Komputer (UNBK) masih menumpang ke sekolah lain. Ini dikarenakan belum tersedianya sarana yang memadai.
“Dengan sistem zonasi sekarang, anak-anak Cilegon mau sekolah kemana. Tiap kecamatan hanya ada 1 SMP Negeri bahkan ada kecamatan yang belum ada SMP Negeri. Kalau konsep pendidikan tidak berjalan dengan baik, berdampak munculnya pengangguran. Pengangguran berdampak pada kemiskinan. Apa ada gunanya Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)  Cilegon tertinggi, tapi tingkat pengangguran nomor dua se-Provinsi Banten,” paparnya. 
Melihat kondisi itulah, Helldy-Sanuji memilih maju dalam Pilkada serentak pada 9 Desember 2020 nanti, dengan membawa misi Cilegon baru, Modern, dan Bermartabat; sedangkan misinya menyangkut perbaikan di bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masyarakat berperadaban.       
Adapun programnya adalah di bidang pendidikan akan melakukan pemerataan pendidik dan meningkatkan mutu pendidikan agama, dan di bidang ekonomi akan melakukan pengentasan pengangguran dengan meningkatkan industri dan mendorong ekonomi kreatif dan UMKM.      
Selanjutnya, di bidang infrastruktur akan melakukan perbaikan serta pelebaran drainase dan penerangan jalan umum, sedangkan pelayanan publik harus benar-benar melayani, cepat, dan modern serta berupaya menciptakan pemerintahan bersih.
Helldy-Sanuji mengungkap 10 janji yakni penyerapan 25.000 tenaga kerja, pembangunan 43 ruang terbuka publik (alun-alun kelurahan), 5.000 beasiswa full sarjana, pembangunan 8 Puskesmas dengan fasilitas utilitas dan SDM yang handal, dan pembangunan fasilitas hobi dan komunitas.    
Kemudian, pemberian honor RT dan RW sebesar Rp1 juta per bulan, 25 persen kenaikan tunjangan kinerja daerah ASN, 50 persen kenaikan honor guru honorer dan madrasah, pemberian Rp10 juta per tahun dana stimulan operasional DKM dan Rp 100 juta per tahun dana lingkungan RW.     
“Kita ingin membangun pemerintah yang terpercaya atau lebih popular dengan sebutan good governance. Indikatornya tadi keterbukaan. Jadi pemerintah ini pemerintah yang dipilih oleh masyarakat. APBD ini uang masyarakat dan pemerintah hadir untuk masyarakat,” tegasnya.
Tak hanya mengusung soal transparansi, Helldy-Sanuji juga akan membentuk pemerintahan yang profesional. Caranya mengajak peran serta masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan Cilegon.
“Kita ingin transparan baik dalam pengelolaan APBD, pengambilan kebijakan, anggaran, pengangkatan pejabat dan pembangunan. Kita juga ingin profesional dengan mengajak para direktur dan manajer yang jumlahnya ratusan berdiskusi dalam membangun Cilegon secara bersama-sama,” ujarnya.
Bahkan Helldy-Sanuji berjanji, jika dalam tiga tahun tidak bisa merealisasikan janji kampanye, kami siap mundur.  “Ini bukti-bukti keseriusan, tanggungjawab, dan komitmen kami untuk memimpin Cilegon dengan amanah,” pungkasnya. (TN)