trustnews.id

Jawab Tantangan Zaman, Diktis Kemenag susun Modul Diklatpim Kemahasiswaan
Pertemuan Penyusunan Modul Diklatpim Diktis Kemenag, 5-6 November di Jakarta

Jakarta - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam melakukan tata ulang (redesain) pengembangan dan pembinaan kemahasiswaan. Salah satunya penyusunan Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (Diklatpim).

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani mengatakan model kepemimpinan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan sifatnya Fathonah, Amanah, Siddiq dan Tabligh (FAST), pada Pertemuan Penyusunan Modul Diklatpim di Jakarta pada 5-6 November 2020. 

Seorang pemimpin termasuk pimpinan mahasiswa, lanjut Ramdhani harus cerdas menggunakan daya pikirnya termasuk mengatasi masalah-masalah kehidupan. “Makna fathonah juga bisa diperluas dengan kemampuan mengantisipasi dan meprediksi masa depan (futuristic)”, katanya.

Guru Besar UIN Sunan Gunungjati Bandung ini menekankan pentinya kapasitas amanaah bagi seorang pemimpin, yaitu dapat menjalankan mandat organisasi dengan baik dan benar. “Sifat siddiq juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar memeiliki kepercayaan (trust) yang kuat di mata pengikutnya”, kata Dhani.

Sementara sifat tabligh juga sangat diperlukan bagi para pemimpin yaitu kapasitas berkomunikasi dan berkoordinasi untuk menggerakan roda organisasi, papar pria kelahiran Garut, dihadapan para aktivis penyusun Modul Diklatpim Ditjen Pendidikan Islam.

Dhani memberikan apresiasi kepada para penyusun modul atas jerih payahnya menuangkan ide dan gagasannya, ”Kesediaan bapak dan ibu menyusun modul diklatpim akan menjadi amal jariyah bagi pengembangan masa depan anak-anbak bangsa”, katanya.

Sementara itu, direktur Diktis Kemenag Prof. Dr. Suyitno mengatakan redesain pengembangan dan pembinaan mahasiswa penting dilakukan untuk merespon berbagai perubahan sosio-politik bangsa. “Tantangan revolusi industri 4.0 dan munculnya lapisan baru millenial Indonesia menjadi salah satu faktornya”, kata Suyitno.

“Modul Diklatpim perlu disegarkan kembali agar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman terutama yang dihadapi mahasiswa dibawah binaan Kementerian Agama”, terang Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang. 

Rohmat Mulyana Plt. Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam mengatakan modul diklatpim akan menjadi karya yang monumental sebagai piranti mencetak generasi muda yang cakap menjawab masalah-masalah bangs aini.

Rohmat menambahkan, Ditjen Pendidikan Islam saat ini konsen untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek, salah satunya kualitas mahasiswa. “Saya menyambut baik inisiasi Diktis untuk membenahi modul diklat untuk mengantarkan mahasiswa menyambut masa depan”, katanya. 

Kegiatan Penyusunan Modul Diklatpim diinisiasi oleh Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan dengan mengundang 55 aktivis dan mantan aktivis lintas generasi yang pernah berkicimpung di kampus PTKI. Nampak hadir mengawal penysunan Kasubdit Sarpras dan kemahasiswaan Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Amiruddin Kuba, Kasi Sarpras PTKIN Nuryasin dan Kasi Sarpras PTKIS Otisia Arinindiyah. (RB)