trustnews.id

Tirta Penataran Kabupaten Blitar Bangkit, Raih Capaian Sehat BPKP
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID — Perumda Air Minum Tirta Penataran Kabupaten Blitar menegaskan diri sebagai BUMD yang tak hanya menyalurkan air, tetapi juga menyalurkan semangat perubahan. Capaian “Sehat” dari hasil evaluasi BPKP Tahun Buku 2024 menjadi simbol kemajuan tata kelola dan bukti bahwa pelayanan publik dapat mencerminkan kemajuan dan martabat sebuah daerah.

Saat ini, lanskap pelayanan publik semakin tajam menuntut transparansi dan efisiensi. Perumda Air Minum Tirta Penataran Kabupaten Blitar tampil sebagai institusi yang memilih jalan transformasi, sebagai jawaban atas permintaan tersebut.

Langkah perubahan itu bisa dilihat melalui gambaran yang tertuang dalam Tahun Buku 2024 Tirta Penataran. Upaya transformasi ini mendapat perhatian khusus dan bisa dibilang mampu menorehkan tinta emas sebagai salah satu tonggak penting eksistensinya.

Berdasarkan hasil evaluasi resmi BPKP, Perumda Tirta Penataran menorehkan capaian yang menegaskan arah pembenahan yang nyata. Dengan melayani 15.017 sambungan rumah dan cakupan teknis 7,47%, perusahaan ini masuk kategori skala kecil.

Namun, kualitas kinerjanya terbukti tidak kecil. Skor kinerja perusahaan mencapai 3,26 (status Sehat), naik dari 2,97 tahun sebelumnya. Berdasarkan Kepmendagri No. 47/1999, nilai evaluasi mencapai 62,49 (kategori Baik), juga meningkat dari 61,22 pada 2023.

“Bagi kami, kenaikan skor ini bukan sekadar angka di laporan. Ini tanda bahwa sistem mulai bekerja lebih disiplin, terintegrasi, dan berorientasi pada hasil,” ujar Ir. Rodiah Astuti, S.T., M.Ling, Direktur Perumda Air Minum Tirta Penataran, kepada TrustNews belum lama ini.

Lebih membanggakan lagi, BPKP juga menegaskan bahwa perusahaan telah mencapai Full Cost Recovery (FCR), kondisi di mana tarif yang berlaku mampu menutup seluruh biaya operasional sebuah capaian langka di antara BUMD air minum tingkat kabupaten.

Namun, di balik catatan manis itu, masih ada ruang untuk berbenah. Tingkat NRW (Non Revenue Water) berada di angka 27,52%, sedikit di atas target nasional 25%. Kualitas air masih berada pada level MSAB (air bersih) dan belum seluruhnya MSAM (air minum). Selain itu, sebagian infrastruktur jaringan yang dibangun sebelum 2015 sudah melewati usia optimal, menyebabkan efisiensi distribusi belum maksimal.

“Kami sadar, infrastruktur yang menua tidak bisa dihadapi dengan keluhan, tapi dengan keberanian untuk merevitalisasi,” ungkap Rodiah.

Tahun 2025 menjadi momentum penguatan kualitas, bukan hanya ekspansi. Strategi yang disiapkan mencakup revitalisasi jaringan, penurunan NRW, penguatan standar layanan pelanggan, hingga penataan sistem wilayah pelayanan agar lebih efisien. Semua itu terbingkai dalam Renbis 2025–2029, yang menegaskan bahwa perluasan layanan harus seiring dengan keandalan dan kontinuitas air yang mengalir.

Air yang mengalir dari Tirta Penataran bukan hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ia membawa pesan tentang komitmen, kejujuran, dan rasa percaya.

“Saya percaya, Kabupaten Blitar ‘Berdaya dan Berjaya’ tidak bisa diwujudkan hanya dengan infrastruktur, tetapi dengan kepercayaan. Dan kepercayaan itu kami bangun lewat kerja yang jujur dan pelayanan yang sungguh-sungguh,” tutupnya. (TN)