trustnews.id

Go Higher, Go Online  Strategi UMKM Bangkit BRI Jawa Tengah
Pimpinan Wilayah BRI Semarang, Wahyu Sulistiyono

Beragam kendala dihadapi UMKM Jawa Tengah. BRI JawaTengah hadir dengan dua strategi.

Di tengah tekanan pandemi COVID-19 terhadap pertumbuhanekonomi Indonesia, Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Semarang (BRI Kanwil Semarang) memberikan dukungan penuhterhadap pemberdayaan UMKM agar dapat kembali bangkit. 

"Kita punya strategi untuk UMKM bangkit dan paling penting, bagaimana meningkatkan kelas UMKM dari super mikro, mikro, kemudian kecil. Syukur-syukur bisa naik jadi menengah, itu melaluiinfrastruktur yang kita punyai," ujar Pimpinan Wilayah BRI Semarang, Wahyu Sulistiyono kepada TrustNews.

Jaringan infrastruktur yang dimaksud Wahyu, yakni Rumah KreatifBUMN (RKB). RKB BRI secara keseluruhan mendorong kemajuanpara pelaku UMKM dengan beragam pelatihan, permodalan, dan pengadaan aplikasi.

"RKB BRI senantiasa melakukan pelatihan dan peningkatankapabilitas UMKM, termasuk mempersiapkan UMKM Go Ekspor(Go Global).  Apalagi saat ini sudah jamannya digital, bagaimanapelaku UMKM bisa Go Online," paparnya.

Adapalun khusus UMKM di Jawa tengah, lanjutnya, merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah menunjukkan 51 persen UMKM di Jatengmengalami kendala dalam pemasaran.

Adapun, jumlah UMKM di Jateng yakni 4,1 juta. Dari jumlahtersebut, 51 persen mengalami kendala pemasaran, 25 persenmengalami kendala pembiayaan, 5 persen mengalami kendala bahanbaku, dan 19 persen mengalami kendala lainnya.

Wahyu mengakui akses perbankan bagi pelaku UMKM sangatpenting karena pembiayaan menjadi permasalahan kedua (25 persen) setelah permasalahan utama yakni pemasaran (51 persen), kendala lain (19 persen), dan kendala bahan baku (5 persen).

Dari beragam kendala tersebut, BRI Kanwil Semarang memfasilitasidengan Bussiness Matching secara digital antara UMKM denganlembaga jasa keuangan, institusi pembina UMKM, Marketplace,dan sumber daya pengembangan UMKM lainnya.

"Berdasarkan data dari BPS dan Dinas Koperasi dan UMKM, BRI Semarang menerapkan dua strategi yakni Go Higher dan Go Online. Ini ditujukan untuk membentuk Business Matching," ungkapnya.

BRI, lanjut Wahyu, juga telah memiliki dua strategi yakni Go Higher dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) & BRIIncubator yang merupakan wadah pembinaan UMKM untuk meningkatkankapasitas dan kapabilitas dengan harapan UMKM dapat naik kelas.

Strategi kedua yakni Go Online dengan Indonesia Mall denganmenggandeng sejumlah marketplace dan Webpasar yang diharapkanbisa menjadi solusi di tengah pandemi COVID-19, masyarakatmasih tetap belanja dari rumah ke pasar tradisional cukup darirumah.

Saat inipun BRI, lanjutnya, sudah menciptakan marketplace melaluiIndonesia Mall. Tujuannya, para pelaku UMKM memiliki aksesyang lebih luas dan mudah untuk berinteraksi dengan para pembelisecara e-commerce.

Para pelaku UMKM yang berminat masuk dalam Indonesia Mall, lanjutnya, tidak melalui proses tahapan-tahapan yang sulit. Nasabahcukup melengkapi data dan mendaftarkan usahanya denganmengakses microsite Indonesia Mall di website BRI.

Selanjutnya, pihak penjual akan ditindaklanjuti untuk menyiapkandokumentasi produk, mengirimkan sampel barang, hingga proses pengiriman barang ke gudang-gudang inventory yang dikelola oleh BRI. Barang tersebut selanjutnya akan dibantu oleh BRI untukdijual melalui platform Indonesia Mall.

"BRI ada Indonesia Mall dan sebentar lagi diluncurkan pasar.id.Sebuah portal untuk mempermudah para pelaku pasar tradisionalberjualan secara online," ujarnya.

Pasar.id, bagi Wahyu, merupakan jawaban BRI terhadap perubahanpola belanja masyarakat sejak pandemi Covid-19, dimanamasyarakat lebih memilih berbelanja secara online dan meninggalkan pola berbelanja konvensional.

"Perubahan pola belanja ini yang wajib ditangkap oleh para pelakuUMKM, termasuk para pedagang pasar sebagai celah untuk menjualproduknya secara online dan pembayaran digital melalui pasar.id," ucapnya.

Tak melulu menyasar UMKM, BRI juga menyasar kelompokmasyarakat yang lebih luas dengan terobosan BRISpot dan BRI Digital Saving. Wahyu mengatakan, kedua inovasi tersebutditujukan untuk memberikan kemudahan dan keamanan masyarakatdalam pelayanan perbankan.

"Saat ini ada pandemi dan masyarakat hidup dalam kenormalanyang baru, masyarakat tidak bisa lagi melakukan kontak fisik karenaada protokol kesehatan. Lalu gimana kalau mau buka rekening, BRI memberikan jawaban dengan membuka rekening melalui gadget langsung dari tangan konsumen," paparnya.

Selain itu, pembukaan rekening simpanan maupun akses pembiayaan mikro bisa juga melalui agen brilink yang bertindak sebagai refferal, yaitu memberikan referensi kepada masyarakat yang akan membuka rekening simpanan dan atau memerlukan pinjaman yang selanjutnya akan ditindak lanjuti petugas dari BRI Unit terkait.

'BRI terus memberikan kemudahan kepada para pelaku UMKM untuk melakukan akses perbankan salah satunya melalui 86.376 Agen BRILink yang tersebar di kabupaten dan kota se-Jateng dan DIY (42.268 Kanwil Semarang tersebar di 3.551 desa)," pungkasnya. (TN)