Dalam upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, KSP Pintu Air melalui PT Pintar Sumber Energi membangun dua Pertashop di dua lokasi berbeda yaitu di Dusun Bao L’oran, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka dan di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT.
Pembangunan pada lokasi pertama di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timuri ditandai dengan acara peletakan batu pertama pada Jumat, 11 Juni 2021 yang diawali dengan seremonial adat oleh tua adat dan dilanjutkan dengan ibadah pemberkatan oleh Pastor Paroki Hokeng.
Sementara pembangunan pada lokasi kedua di Dusun Bao L’oran, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka yang juga ditandai dengan peletakan batu pertama dan dilanjutkan dengan ibadat sabda pada Sabtu, 17 Juli 2021 yang dihadiri oleh Direktur dan Manajemen dari 8 anak cabang KSP Kopdit Pintu Air serta jajaran Pengurus, Pengawas dan Manajemen Kantor Pusat.
Direktur PT Pintar Sumber Energi, Robertus Belarminus di sela-sela kegiatan itu, mengaku bahwa banyak SPBU berada di kota. Sementara di wilayah kecamatan masih kurang.
“Program Pertamina jangka panjang bahwa di setiap kecamatan harus ada SPBU untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan dan peluang ini ditangkap KSP Kopdit Pintu Air,” jelas Robert.
Sementara itu, Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano mengatakan pembangunan ini sudah direncanakan sejak tahun 2018 lalu namun ada beberapa kendala yang dihadapi.
“Namun dengan berkat Tuhan dan para leluhur kita boleh bersukacita kerena telah melakukan peletakan batu pertama di dua lokasi pembangunan sebagai tanda dimulainya pembangunan ini,” ungkapnya setelah acara peletakan batu pertama di Nita.
Jano juga berujar, hadirnya sejumlah manajer dari delapan perusahaan KSP Pintar saat peletakan batu pertama itu merupakan suatu kekuatan besar dalam menunjang pengembangan sektor riil.
“KSP yang sedang menggalakkan pengembangan pada sektor riil menjadi andalan kita. Oleh karenanya para pimpinan harus betul- betul tangguh dan punya komitmen tinggi untuk memajukan sektor riil tersebut. Bila perlu horo (terbang, bahasa Sikka),” ujarnya.