Industri sawit nasional punya imun yang kuat menghadapi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Terbukti setahun lebih pandemi berlangsung, industri ini mampu membukukan kinerja positif dan berkontribusi pada perekonomian nasioanal.
Saat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan l 2021 minus 0,74% industri kelapa sawit masih menunjukan kinerja yang positif hingga April 2021. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, ekspor sawit Indonesia mampu meningkat tajam.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor pada April 2021 mencapai USD 18,48 miliar atau tumbuh 52% dari periode yang sama tahun lalu USD 12,16 miliar. Selain itu, kinerja ekspor sawit April 2021 tercatat tumbu tinggi dampak dari meningkatnya permintaan komoditas dan harga dari komoditas tersebut, terutama komoditas ekspor andalan Indonesia, yakni minyak kelapa sawit.
Sebelumnya di 2020, industri sawit menjadi salah satu penopang dari surplusnya neraca pedagangan Indonesia. BPS mencatat neraca perdagangan indonesia pada 2020 mengalami surpluss sebesar USD 21,74 miliar.
Dari total surplus tersebut, ekspor produk kelapa sawit menyumbang nilai eskpor sebesar USD22,97 miliar, atau meningkat sebesar 13,60% dibandingkan nilai ekspor pada 2019
Peningkatan nilai ekspor tersebut ditopang perbaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dan minyak nabati. Harga rata-rata CPO dan minyak nabati pada semester I/2020 mencapai sebesar USD646 per ton, lalu meningkat menjadi USD775 per ton pada semester II/2020. Mengalami peningkatan harga dibandingkan periode tahun sebelumnya, yakni harga rata-rata dari Januari-Agustus 2019 sebesar USD524 per ton.
Peningkatan permintaan sawit tak hanya dari ekspor melainkan pula domestik. Sepanjang 2020, konsumsi domestik meningkat 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya, atau menjadi sebesar 17,35 juta ton. Peningkatan ini dikarenakan naiknya permintaan oleokimia untuk konsumsi sabun dan bahan pembersih, serta meningkatnya permintaan konsumsi untuk biodiesel terkait kebijakan B30.
Direktur Penyaluran Dana BPDKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit). Edi Wibowo, mengalamini industri sawit tidak saja memilki kekuatan dalam menghadapi imbas pandemi. Juga mampu menambah devisa negara kaeran selama pandemi harga Tandan Buah Segar (TBS) mengalami kenaikan.
"Secara tidak langsung pandemi Covid-19 juga memberikan kesejahteraan buat para petani sawit dikarenakan harga TBS mengalami kenaikan," ujarnya kepada TrustNews.