Setelah berhasil mengembangkan potensinya di bidang kredit simpan pinjam, kini KSP Koperasi Kredit (Kopdit) Pintu Air mengembangkan gebrakan baru yang fokusnya mempertajam kegiatan sosial di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Koperasi simpan pinjam yang beralamat di Dusun Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT ini mulai meninggikan aktifitas sosialnya dengan menggandeng kepedulian bagi kelompok-kelompok terpinggirkan (kaum marginal) seperti penyandang disabilitas, ODGJ (Orang Dengan Ganguan Jiwa), lansia dan kelompok rentan lainnya.
Selaras dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan arahan dan motivasi kepada jajarannya untuk lebih meningkatkan inisiatif dan bersikap proaktif dalam melaksanakan tugas. Mensos meminta jajaran Kemensos untuk tidak terkendala dengan batasan tugas dan tanggung jawab kelembagaan.
Mensos menekankan, pelayanan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) menjadi prioritas. Misalnya dalam pelayanan kebutuhan PPKS seperti gelandangan, pengemis atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dimana untuk pelayanan kebutuhan dasarnya, diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Bila memang regulasi mengatur pelayanan kebutuhan PPKS merupakan kewenangan lembaga lain, Mensos menekankan agar pelayanan kebutuhan PPKS menjadi prioritas. “Tidak mungkin kita diam saja, ada lansia terlantar di sana, ada ODGJ di sana diam saja. Masak kita mau diam saja. Wong namanya kita ini Kementerian Sosial, yang sudah amanatkan untuk menangani orang terlantar, orang disabilitas,” kata Mensos saat memberikan arahan
Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dengan memenuhi hak-hak mereka, khususnya mendapatkan dokumen kependudukan dan fasilitas layanan umum lain termasuk Kartu Sikka Sehat untuk pengobatan gratis.
Untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan kegiatan ini KSP Kopdit Pintu Air mendirikan wadah bertajuk Gerakan Pintar Amal Kasih (GEPAK). Berdiri sejak Mei 2021, di bawah pengawasan langsung Humas KSP Pintu Air.
GEPAK, dipimpin Vinsen Deo, yang juga merupakan Kepala Humas KSP Kopdit Pintu Air.Berdirinya GEPAK berangkat dari kepedulian KSP Kopdit Pintu Air terhadap orang-orang yang selama ini tidak diperhatikan.
Selama berdiri GEPAK telah mendatangi, mendata dan mendampingi 153 orang kelompok-kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, ODGJ, lansia dan kelompok rentan lainya di sejumlah wilayah di NTT.
Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yacobus Jano menyatakan bahwa sejatinya latar belakang terbentuknya GEPAK ini adalah satu wujud kita sebagai manusia mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Esa. Sebab dengan kita membantu sesama umat manusia yang nasibnya tidak lebih beruntung dari kita, itu sama dengan kita sebagai tangan kanan Tuhan untuk membantu umatnya.
Sejauh ini, jika kita perhatikan berapa banyak masyarakat yang mengidap ODGJ, dan berapa persen dari mereka yang mendapatkan bantuan. Tidak lebih dari 10% sepertinya. Bahkan program pemerintah untuk ODGJ pun nampaknya belum banyak menyentuh mereka. Mau protes tentu tidak bisa, toh dalam gangguan kejiwaan.
Oleh sebab itu, maka sudah sepantasnya hati nurani kita tergerak untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kita bantu mereka agar bisa mendapatkan status warga negara.
”Dari jumlah tersebut terdapat 83 orang yang kami bantu, terutama dalam mengurus dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) seperti KTP, Kartu Keluarga, Kartu Sikka Sehat dan kartu identitas anak,” ungkap Vinsen Deo kepada Trustnews belum lama ini.
Dalam melakukan kegiatan ini, GEPAK juga mengembangkan sinergi dengan sejumlah pihak seperti Konsultan Koordinasi Lapangan (Korlap) Engeline Esther dan dibantu oleh dua personil lapangan yakni, Paulina Rista dan Fiona Payon yang berperan untuk memperlancar pengumpulan data identitas, tertama bagi ODGJ di sejumlah wilayah di Indonesia.
Mereka kerap terjun langsung ke lapangan. Buktinya, pada Sabtu, 17 Juli 2021, Vinsen Deo dan timnya menyapa langsung ODGJ bernama Marselinus Mese. Dia merupakan warga Desa Koting B Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, NTT. Saat ditemui, kondisinya lusuh dan sangat tidak terurus. Vinsen Deo dan Tim juga mengajak berkomunikasi ODGJ ini. Bahkan mereka juga tidak sungkan-sungkan merapihkan Marselinus Mese. Mulai dari memotong rambut, memandikan hingga memberikan pakaian yang bersih dan layak.
Menurut Vinsen Deo dari 153 orang pendamping GEPAK ada 8 orang utusan yang dipercaya untuk mengikuti pelatihan Softskill bagi para difabel yang diselenggarakan Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Efata Kupang, NTT.
Kegiatan tersebut betujuan untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan bagi para difabel yang diarahkan menjadi pendamping dan instruktur. Para pendamping ini dibekali dengan berbagai keterampilan seperti menjahit, pertukangan, salon, las, bengkel motor dan aneka keterampilan lainnya.
Sam Umbu Zaza dari Balai Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Efata Kupang menyampaikan apresiasi atas langkah GEPAK yang membantu percepat pengurusan dokumen kependudukan bagi difabel di Kabupaten Sikka.
“Kami menyampaikan apresiasi atas upaya GEPAK yang mendampingi difabel dalam upaya mempercepat pengurusan dokumen kependudukan. Karena itu, kalau ada adik-adik yang belum memiliki dokumen kependudukan, silahkan menyampaikan kepada pengelola GEPAK,” katanya.
Dalam padangan Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano aksi ini merupakan bukti semangat dari seluruh elemen Pintu Air yang dibuktikan dengan sejak Mei 2021 memulai gerakan seribu rupiah per bulan untuk membantu kelompok-kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, ODGJ, lansia dan kelompok rentan lainya
“Semoga dengan gerakan ini bisa membantu dan saudara – saudara kita yang butuh perhatian dari kita, kita masyarakat jangan tutup mata melihat ini mari kita bersama unutk ikut terlibat dalam amal kasih ini,” ungkap Jano. (TN)