Peningkatan konsumsi listrik memberikan dampak pada pertumbuhan industri peralatan listrik. PT Bambang Djaja dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, terus mengembangkan produk trafo menjadi produk kebanggaan Indonesia.
Kebutuhan manusia akan listrik terus meningkat. Peningkatan ini bergerak lurus dengan perkembangan ekonomi yang pesat dan pertumbuhan populasi. Tengok saja, hanya dalam kurun waktu lima tahun, 2015-2020, konsumsi listrik nasional tercatat mengalami kenaikan dari 910 KWh/kapita menjadi 1.089 kWh/kapita pada 2020. Diperkirakan di 2024, konsumsi listrik akan menjadi 1.408 kWH/kapita.
Pemerintah sendiri memancang target kWH/kapita, yakni Targetnya terus mengalami peningkatan menjadi 1.203 kWh per kapita pada 2021, 1.208 kWh per kapita pada 2022, 1.268 kWh per kapita pada 2022, 1.336 kWh per kapita pada 2023, dan akhirnya menjadi 1.408 kWh per kapita pada 2024.
Direktur PT Bambang Djaja, Daud Prasetio, mengatakan, kenaikan konsumsi listrik tidak sebanding dengan rasio elektrifikasi di Indonesia. Ini menyebabkan Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, khususnya pada akses listrik terhadap populasi (electricity access population).
"Secara konsumsi listrik per kapita, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara sekitar. Ini sesuatu yang harus Indonesia kejar sejalan dengan pertumbuhan negara ini yang membaik," ujar Daud Prasetio menjawab TrustNews.
Di sisi lain, lanjutnya, peningkatan konsumsi listrik memberikan dampak pada pertumbuhan industri peralatan listrik. Apalagi pemerintah terus berupaya melakukan percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan membangun tenaga listrik sebesar 35.000 MW dan jaringan transmisi 46.000 km.
"Mega proyek ini tentu memberikan angin segar buat para produsen peralatan listrik di Indonesia. Apalagi pemerintah menekankan penggunaan produk lokal dalam pembangunan Mega proyek tersebut, tentunya menjadi tantangan bagi para produsen baik secara kapasitas maupun kemampuan," paparnya.
Sebagai informasi, PT Bambang Djaja atau yang juga dikenal sebagai B&D Transformer merupakan produsen Transformer Power, Distribution, and Instrument Transformer di Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1985 di Surabaya, Indonesia, ini mencatatkan diri sebagai perusahaan Trafo Indonesia pertama (purely own Indonesian) yang berhasil membuat perangkat power transformer 150 kV.
Transformator sendiri merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengubah tingkat tegangan AC listrik pada suatu aliran listrik. Melihat fungsinya yang sangat fundamental dalam sistem kelistrikan, keberadaan perusahaan trafo di Indonesia yang menghasilkan produk trafo berkualitas menjadi tak kalah penting.
"B&D akan terus melakukan terobosan dalam mengembangkan produk trafo menjadi produk kebanggaan Indonesia," tegasnya.
"Karena sampai hari ini, saya katakan Bambang Djaja satu-satunya PMDN yang memproduksi trafo tenaga sampai tegangan sampai 275 KV dan akan mengembangkan untuk aplikasi 500 KV yang merupakan tegangan sistem terbesar saat ini di Indonesia. Ini menjadi tantangan bagi B&D Transformer kedepannya," tambahnya.
Berbekal pengalaman lebih dari 30 tahun, B&D Transformer, tidak hanya memproduksi transformator distribusi, tapi juga melahirkan beragam varian produk transformator.
Mulai dari variable Speed drive transformator, Arc furnace transformator, Multi tap transformator, Phase shifting transformator, Cast resin transformator (transformator kering) hingga transformator dengan desain spesial dengan kebutuhan pelanggan.
Bahkan sejak 2011, tarfo Made in B&D sudah melanglang buana ke berbagai negara di penjuru dunia. Mulai dari tetangga dekat Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina hingga Australia. Sampai yang jauh negara-negara di Timur Tengah.
Sebagai bukti dari semua keunggulan produk , B&D memiliki sertifikat untuk standar ISO 9001:2008, ISO 14001 dan OHSAS 18001. Transfomator produk B&D dapat dibuat dengan spesifikasi IEC (International Electrotechnical Commision), ANSI (American National Standards Institute), NEMA (National Electrical Manufacturers Association dan SPLN (Standard PLN).
Selain itu, produk B&D juga telah mendapatkan sertifikat dari BP Migas untuk suplai kepada perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia.
"Untuk trafo aplikasi perminyakan, ada ceritanya sendiri yakni adanya krisis moneter di Indonesia, B&D mencari peluang ekspor. Kebetulan pada tahun itu, kita lagi fokus menggarap trafo untuk kebutuhan perminyakan, sehingga kita nyasar ke Timur Tengah dan diterima," pungkasnya.(TN)