Kamis 21 Februari pukul 20:44 waktu London atau Jumat 22 Februari pukul 08:45 satelit Nusantara Satu sukses diluncurkan. Gunakan roket Falcon 9 milik Space-X menuju slot orbit 146 derajat BT, satelit tersebut meluncur tepat di atas Papua, Indonesia.
Mengadopsi konsep High Throughout Satellite (HTS) dengan kapasitas puluhan Gigabyte per second atau Gbps, menjadikan Nusantara Satu milik Indonesia sebagai negara pertama yang menggunakan teknologi ini.
Satelit tersebut berbiaya US$200-US$250 juta (sekitar Rp2,8-Rp3,5 triliun), hasil patungan Export Development Canada (EDC) sebesar 70% dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) 30%. Nusantara Satu yang dirakit di Palo Alto, Amerika Serikat ini digadang-gadang memiliki kekuatan lebih dahsyat dibandingkan satelit konvensional yang saat ini ada.
Satelit berkapasitas 15 Gbps tersebut akan digunakan untuk menyambungkan daerah-daerah di Indonesia yang tidak terjangkau jaringan broadband atau pita lebar.
Direktur Utama PSN, Adi Rahman Adiwoso mengatakan, salah satu pekerjaan panjang di industri telekomunikasi adalah mengatasi kesenjangan jaringan komunikasi yang belum merata di seluruh Indonesia.
“Ada sekitar 25.000 desa yang tidak memiliki koneksi komunikasi internet yang memadai, target kami membantu mencakup mereka," kata Adi.
Nusantara Satu yang mulai beroperasi pada April mendatang, menjanjikan kecepatan internet ke end-user hingga 25 Mega Byte Per Second atau Mbps, jauh lebih cepat dibandingkan satelit konvensional yang saat ini hanya memberikan 5 Mbps.
Setelah peluncuran, ada tenggat waktu sekitar 13 hari agar Nusantara Satu benar-benar berada di slot orbit 146 derajat. Setelah proses itu selesai, akan ada proses pengujian jaringan dalam orbit.
“Diuji lagi untuk memastikan kualitas (jaringan) sama ketika ada di bawah. Setelah itu, satelit akan siap dimanfaatkan untuk menyediakan akses internet,” jelas Direktur Jaringan PSN, Heru Dwikartono.
Lebih lanjut, 60% dari jaringan Nusantara Satu akan digunakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) selama 5 tahun ke depan, untuk menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia. Sementara 40% sisanya akan digunakan untuk memperkuat layanan ritel PSN lewat produk Ubiqu dan Sinyalku.
Sementara Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Hendra Gunawan mengatakan, dengan adanya Satelit Nusantara Satu ini, warga di berbagai pelosok daerah akan mendapatkan kemudahan akses teknologi informasi. Lantaran kualitas dan jangkauannya ke seluruh wilayah Indonesia, Satelit Nusantara Satu disebut dapat mendukung percepatan ekonomi di daerah-daerah.
"Kehadiran Nusantara Satu dapat mengatasi kesenjangan akses internet di berbagai pelosok Indonesia. Dengan peran internet yang semakin besar bagi perekonomian, satelit ini akan mampu memberikan nilai lebih bagi aktivitas ekonomi masyarakat," ujar Hendra Gunawan, Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) di Jakarta, dikutip TribunJabar.id dari Tribunnews.com.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat akses internet di Indonesia Timur meningkat, tentunya dapat berdampak positif bagi terbukanya peluang-peluang ekonomi baru.
Belum lagi, Indonesia Timur juga dikenal dengan potensi sumber daya alamnya yang luar biasa.
"Teknologi informasi adalah salah satu kunci kemajuan ekonomi modern saat ini. Satelit Nusantara Satu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap internet dan ini modal bagi kemajuan masyarakat di pelosok Indonesia," ujarnya.(TN)