trustnews.id

Monumen Pers Nasional SIAP GANDENG MILENIAL
Istimewa

Monumen Pers Nasional SIAP GANDENG MILENIAL

NASIONAL Kamis, 25 November 2021 - 13:41 WIB TN

Gedung Monumen Pers Nasional di Solo Jawa Tengah sarat dengan nilai sejarah. Banyak informasinya yang perlu diketahui khususnya bagi kaum milenial atau generasi muda untuk memperkaya pengetahuan serta memperdalam khasanah mereka tentang sejarah bangsa.

Monumen pers ini monumental bagi sejarah perjalanan Indonesia. Dari gedung tersebut muncul ide dan gagasan tentang pers Indonesia, yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Termasuk awal munculnya penyiaran di tanah air.

Di gedung yang bersejarah ini tersimpan berbagai perangkat komunikasi tua atau kuno yang patut diketahui para milenial tersebut, seperti halnya surat kabar dan majalah dari pendudukan Belanda hingga sekarang.

Ini sangat menarik dan sarat dengan informasi. Bahkan tidak hanya sejarah pers/percetakan saja tetapi ada banyak hal yang bisa digali dari industri percetakan, organisasi kewartawanan, penggunaan bahasa, desain grafis, periklanan, perfilman, tokoh pers dan masih banyak lagi yang bisa digali.

Tentu, jika Monumen Pers ini dikemas dengan kondisi kekinian, pastinya akan menarik minat kaum muda untuk mendatanginya. Tidak hanya melebarkan target informasi, tetapi juga bisa menjadi potensi dari sisi pariwisata.

“Upaya menjadikan Monumen Pers Nasional lebih kekinian dan akrab dengan kaum milenial adalah dengan cara merevitalisasinya secara keseluruhan. Ini kata kuncinya. Mulai dari tata pamernya, SDM nya, pemanfaatan media sosial sebagai media komunikasi dengan masyarakat/ generasi milenial hingga mentransformasikan layanannya ke digital, itu memang harus dilakukan,” tegas Widodo Hastjaryo Kepala Monumen Pers Nasional kepada Trustnews.

Diakuinya, untuk merevitalisasi ini dibutuhkan waktu yang tidak singkat dan banyak proses yang harus dijalankan. Namun demikian, upaya untuk menggandeng kaum milenial ini terus diupayakan.

Semangat itu bisa dilihat dengan mulai dikembangkannya sejumlah layanan berbasis teknologi digital sebagai langkah pihak pengelola untuk lebih mensyiarkan monumen ini kepada khalayak luas, khususnya kaum milenial.

Upaya transformasi ini memang terus didorong, sehingga pengembangan layanan berbasis digital terus berjalan agar mampu sejalan dengan harapan pemerintah yang selalu mengedepankan layanan terbaik bagi masyarakat.

“Ini merupakan tantangan yang sangat berat. Kami juga terus berupaya untuk mengubah mindset seluruh karyawan yang tadinya berpikir konvensional menuju digital. Tadinya selalu berlindung di zona nyaman, kini harus masuk ke zona inovasi,” ujar Widodo Hastjaryo meyakinkan.

Monumen Pers Nasional dalam menjalankan tugasnya tidak mungkin berjalan sendiri, diperlukan sinergi dengan stake holder terkait baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga, instansi maupun komunitas-komunitas. Bentuk sinerginya seperti program kegiatan bersama atau kerjasama dalam pengembangan konten.

“Apabila semua kekuatan ini bisa diwujudkan, saya meyakini Monumen Pers Nasional bisa menjadi pusat rujukan literasi dan penelitaian pengembagan pers nasional sekaligus ikon bagi dunia jurnalistik/pers Indonesia di kancah Internasional,” tuturnya.

Sejalan dengan hal tersebut Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G Plate belum lama ini pernah menyampaikan kalau pihaknya berencana memugar Monumen Pers Nasional. Pemugaran ini akan dikonsep secara matang dengan menambahkan teknologi digitalisasi

Jhonny G Plate menginginkan pemugaran ini dilakukan secara serius, bukan hanya tambal sulam. Sebab gedung ini bangunan bersejarah dan menjadi saksi perjalanan bangsa dalam perjalanan pers nasional.

”Monumen Pers ini menjadi representasi perjalanan pers nasional. Saya mendukungnya. Apalagi pers dan penyiaran awalnya muncul dari gedung ini. Makanya penting untuk melestarikan cagar budaya ini agar menjaga riwayat perjalanannya dan bisa dikenal oleh generasi muda,” kata Johnny.

Revitalisasi Museum Pers Nasional sudah sangat mendesak dilakukan mengingat sejak dibangun 1978 hingga saat ini belum tersentuh revitalisasi secara menyeluruh. Pembangunan ulang sudah dilakukan pada era orde baru tetapi sifatnya hanya perbaikan dan penambahan di beberapa bagian karena tuntutan ruangan.

Program revitalisasi sebenarnya sudah digulirkan oleh Kemenkominfo melalui Dirjen IKP pada 2019, namun sifatnya hanya tambal sulam dalam upaya memperbaiki dan mempercantik. Hal itu dikarenakan menyesuaikan anggaran yang ada. (TN)