TrustNews.Id, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali selenggarakan konferensi pers Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta periode 31 Juli 2022 sebagai wujud dari sinergi dan kolaborasi unit di DKI Jakarta. Kanwil Ditjen Perbendaharaan, Kanwil Ditjen Pajak, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai, serta Kanwil Ditjen Kekayaan Negara lingkup DKI Jakarta turut hadir dalam konferensi tersebut.
Dlama konferensi dipaparkan bahwa, ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan APBN Regional sampai dengan 31 Juli 2022 mencapai Rp977,74 triliun (86,17% dari target), sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp308,85 triliun (45,72% dari target) yang berdampak pada surplus regional sebesar Rp668,89 triliun.
Surplus tersebut meningkat 131,92% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Adapun Inflasi pada 31 Juli 2022 sebesar 0,57% (m-to-m), 3,50% (yoy) dan 2,52% (ytd), didorong oleh naiknya harga cabai merah, bahan bakar rumah tangga, tarif jasa angkutan udara, daging ayam ras, dan biaya sewa rumah.
“Kita patut bersyukur hampir semua sektor telah menggeliat dan menunjukkan peningkatan yang baik. Kita bisa mengklaim bahwa ini dampak-dampak dari penerimaan pada tahun 2022, sehingga semua sektor menunjukan adanya pemulihan ekonomi yang cukup baik. Dari sisi belanja kita juga telah menyalurkan gaji ke-13 kepada ASN dan lain-lain pada Juli kemarin untuk bisa dibelanjakan dengan arif, sehingga menimbulkan dampak positif terhadap perekonomian,” jelas Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.
Kasus COVID-19 di DKI Jakarta masih terkendali. Juli 2022, kasus terkonfirmasi COVID-19 DKI Jakarta adalah sebanyak 1.330.799 orang. Pasien yang harus melakukan perawatan sebanyak 23.246 orang atau naik 140,57% dibandingkan 30 Juni 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 97,09% atau sebanyak 1.292.195 orang.
Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.358 orang atau naik 0,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selama Juni sampai dengan Juli 2022, kasus terkonfirmasi COVID meningkat cukup tinggi dibandingkan periode sebelumnya, tetapi masih terkendali.
Fiskal: Target pendapatan naik, kinerja positif penerimaan terus dipertahankan. Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta sampai dengan 30 Juni 2022 berhasil mencapai Rp977,74 triliun (86,17% dari target), naik 53,05% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan tersebut ditopang realisasi perpajakan sebesar Rp751,10 triliun atau mencapai 77,28% dari target, melonjak naik sebesar 63,45%.
Pada penerimaan Bea dan Cukai, komponen Bea Masuk/Pungutan Impor mencapai Rp12,40 triliun atau sebesar 63,23% dari target. Walaupun target penerimaan pajak nasional meningkat berdasarkan Perpres Nomor 98 Tahun 2022, kinerja penerimaan perpajakan pada Juli 2022 tetap menunjukan peningkatan.
Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) turut menyumbang pundipundi pendapatan APBN di wilayah DKI Jakarta dengan melonjaknya komponen Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar 105,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, atau mencapai Rp47,42 triliun.
Neraca Perdagangan
Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta bergerak ke arah positif dari tahun 2021, walaupun mengalami sedikit penurunan pada Juli 2022. Ekspor DKI Jakarta pada Juli 2022 mencapai Rp4,78 triliun, turun 7,3% dibandingkan Juni 2022, sedangkan Impor DKI Jakarta pada Juli 2022 mencapai Rp6,77 triliun, turun 2,8% dibandingkan Juni 2022.
Sektor Riil: Kemudahan/kelonggaran keimigrasian meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Wilayah DKI Jakarta pada Juni 2022 mencapai 85.587 kunjungan, naik 534,78% dibandingkan Juni 2021. Peningkatan kunjungan wisman ini seiring dengan tidak diwajibkannya tes PCR dalam kunjungan dan perpanjangan visa saat kedatangan (VoA).
Sedangkan komponen investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada Triwulan II 2022 mencapai Rp263,06 triliun, mengalami kontraksi 2,32% (q-to-q), tetapi tumbuh positif 5,78% (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Postur APBN Regional DKI Jakarta
Kinerja positif Pendapatan APBN terus dijaga. Pendapatan APBN dan Hibah Wilayah DKI Jakarta sampai dengan 31 Juli 2022 adalah sebesar Rp977,74 triliun (86,17% dari target), naik 53,05% atau sebesar Rp338,91 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Kenaikan terbesar disumbang oleh Penerimaan Dalam Negeri terutama dari Pajak Penghasilan yang naik 62,93%. Pertumbuhan ekonomi yang ekspansif (tren peningkatan harga migas dan komoditas) dan perpanjangan insentif pajak dampak melonjaknya COVID-19 melalui terbitnya PMK113/PMK.03/2022 dan PMK-114/PMK.03/2022, menjadi pendorong utama peningkatan penerimaan perpajakan di wilayah DKI Jakarta.
Faktor lain yang mendukung peningkatan kinerja pendapatan adalah meningkatnya impor sektor otomotif dan alat berat, serta impor bahan baku sektor industri pengolahan yang berdampak pada peningkatan penerimaan Bea Masuk.
Selain itu, peningkatan PNBP masih didorong oleh adanya pelaksanaan penjualan Barang Milik Negara (BMN) yang memberikan kontribusi lebih dari 50%.
Kinerja Belanja Melambat, belanja APBN wilayah DKI Jakarta sampai dengan 31 Juli 2022 terealisasi sebesar Rp308,85 triliun atau 45,72% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 11,86% dibandingkan periode Juli 2021. Penurunan realisasi belanja utamanya disebabkan turunnya belanja bantuan sosial dan belanja barang.
Kinerja Penyaluran TKDD Melambat. Realisasi Belanja TKDD s.d. 31 Juli 2022 sebesar Rp7,28 triliun atau mencapai 42,01% dari pagu, turun 28,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, dikontribusi oleh penurunan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 32,68% dan penurunan Dana Alokasi Khusus Non-Fisik (DAK Non-Fisik) sebesar 10,71%.
Strategic Issues dan Local Issues
Strategic Issues, pemerintah terus berkomitmen menyalurkan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dalam rangka mendukung pemberdayaan UMKM. Pada Provinsi DKI Jakarta, penyaluran KUR sampai dengan Juli 2022 mencapai Rp6,44 triliun kepada 123.690 debitur.
Sedangkan penyaluran pembiayaan UMi, dari 2017 sampai dengan 31 Juli 2022 mencapai Rp3,43 triliun kepada 991.656 debitur. Di samping itu kasus COVID-19 di wilayah DKI Jakarta masih terkendali, dan kenaikan harga komoditas di tahun 2022 berpotensi untuk meningkatkan kinerja penerimaan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Local Issues, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sampai dengan semester I sebesar 5.59% dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 5,2% memberikan dampak peningkatan kinerja penerimaan pajak sampai dengan Juli 2022 di hampir seluruh sektor.
Selain itu, kenaikan harga komoditi yang berbasis sumber daya alam sampai dengan semester I 2022 masih berkorelasi positif terhadap penerimaan pajak. Hal tersebut menjadi indikator pemulihan ekonomi, juga meningkatnya investasi dan ekspor serta konsumsi masyarakat.
Perkembangan Ekonomi Regional
Pemerintah melalui belanja APBN terus mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,71 poin menjadi 103,73 poin dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 0,82 poin menjadi 101,63 poin dibandingkan periode Juni 2022.