TRUSTNEWS.ID - Optimalisasi bisnis di asuransi kredit menengah dan komersial yang di bundling dengan asuransi agunan kredit menjadi fokus bisnis.
Komitmen untuk memberikan kemudahan dalam layanan asuransi bagi masyarakat terus diberikan oleh PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Cabang Denpasar dengan terus bertransformasi khususnya secara digital.
Pemimpin Wilayah Askrindo V Denpasar, I Putu Apriyanto mengatakan, Askrindo terus berkomitmen untuk bertransformasi menuju asuransi digital. Askrindo bertekad memberikan layanan jasa asuransi yang mudah, cepat serta terpercaya bagi seluruh masyarakat di Indonesia
“Kami terus berinovasi selaras dengan kebutuhan masyarakat dan khususnya untuk para pelanggan kami. Kami menyadari kesetiaan pelanggan kami menjadi sangat penting bagi Askrindo,” ujar Putu Apriyanto kepada Trustnews.
Dia melanjutkan, saat ini Askrindo telah melakukan transformasi di bidang IT dengan tetap meningkatkan keamanan perangkat lunak dan perangkat keras.
“Askrindo telah melakukan transformasi teknologi informasi dengan hadirnya Aplikasi DIGIASK, Ini dilakukan sebagai komitmen kami (Askrindo) dalam menjawab tantangan perubahan zaman dan meningkatkan layanan kepada mitra dengan menghadirkan layanan asuransi dalam genggaman melalui Aplikasi di Smartphone,” ujarnya.
Pada saat yang bersamaan, lanjutnya, Askrindo Denpasar melakukan optimalisasi bisnis di asuransi kredit menengah dan komersial yang di-bundling dengan asuransi agunan kredit menjadi fokus bisnis. Ini sekaligus Askrindo turut menstimulasi pertumbuhan kredit yang akan berdampak pada pemulihan ekonomi Bali.
"Askrindo terus mengembangkan platform asuransi kredit tidak hanya sebagai mitigasi risiko kredit perbankan tetapi menjadi one stop solution untuk kebutuhan finansial dalam rangka me-leverage kemampuan finansial customer," jelasnya.
Putu Apriyanto pun membeberkan data, dalam rangka pemulihan UMKM pasca pandemi pada periode Januari 2022 - September 2022, Askrindo Denpasar telah melakukan Penjaminan Kredit KUR untuk 66.729 Debitur dengan total plafond Rp4.419.341.371.417 dan Penjaminan Kredit KMK PEN untuk 103 Debitur dengan total Rp73.699.000.000.
"Askrindo juga memberikan coaching clinic pada UMKM yang terdampak pandemi untuk dapat bangkit dan mendapat akses pembiayaan," bebernya.
Di lain sisi, lanjutnya, Askrindo terus mengembangkan bisnis ritel diantaranya dengan diperkenalkannya Aplikasi DigiAsk 4.0. Aplikasi ini menjadi revolusi proses bisnis dengan menghadirkan produk asuransi dalam ganggaman dan dengan harga yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Aplikasi DigiAsk 4.0 juga menandai hasil transformasi di bidang IT dalam rangka peningkatan layanan dan penetrasi ke segmen ritel melalui aplikasi digital," ujarnya.
"Dengan adanya transformasi di bidang IT tersebut, dari sisi nasabah akan memperoleh kenyamanan, kemudahan serta kualitas SLA yang lebih baik lagi, dan bagi Askrindo sendiri akan meningkatkan kualitas dan keakuratan proses akseptasi dan pengajuan klaim dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian serta manajemen risiko yang lebih terukur," paparnya.
Dijelaskannya, kehadiran PT Askrindo sebagai BUMN tidak semata-mata hanya memberikan kontribusi kepada deviden negara, namun juga membawa misi strategis sebagai agent of development, yang mendorong khususnya masyarakat yang sejahtera melalui bidang CSR.
Dengan semangat Askrindo diharapkan dapat menularkan semangat itu kepada pelaku UMKM, agar bisa kembali bangkit di situasi pandemi ini, kemudian berinovasi dan memperbaiki manajemen, serta dapat berkarya nyata menjadi penggerak roda perekonomian daerah.
Diakuinya, tantangan terberat yang dihadapi Askrindo Denpasar datang dari sektor pariwisata yang 100 persen belum pulih akibat pandemi. Padahal sektor pariwisata merupakan penunjang utama perekonomian di Bali.
"Hal ini berakibat masih tingginya risiko kredit di Bali yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Askrindo," ujarnya.
"Dalam kondisi ini Askrindo telah melakukan sinergi dengan hampir seluruh perbankan di Bali terutama Bank BUMN dalam Himbara, Bank BPD Bali, Indonesia Eximbank dan perbankan swasta dalam rangka mitigasi risiko kredit sehingga pertumbuhan kredit di Bali dapat tetap terjaga dan tumbuh positif," pungkasnya.
(tn/san)