trustnews.id

Melalui IKM, KEMENPERIN Dorong Sektor Komoditas Untuk Dongkrak Ekonomi Nasional

TRUSTNEWS.ID,.- Namun, apa sih  perbedaan UKM dan IKM? Meski perbedaannya hanya terle - tak pada satu huruf depan, jenis dan targetnya juga berbeda. Secara garis besar, UKM adalah aktivitas penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh IKM. Sementara itu, IKM adalah suatu bisnis yang memproduksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

“Jadi yang menciptakan peluang kerja yang banyak, pasti kan IKM, karena ada industry di dalamnya. Kemudian yang meningkatkan devisa, karena untuk ekspor, IKM juga. Karena tuntutan kami, IKM ini ada 4 kondisi yang mau didorong. Pastinya, IKM itu harus berdaya saing,” ujar Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka – Kementerian Perindustrian Republik Indonesia kepada TrustNews belum lama ini. 

Selain itu, lanjutnya IKM, mampu menjadi rantai pasok untuk industri besar atau untuk meningkatkan faktor ekonomi lainnya, seperti hotel restoran dan lain sebagainya. Kemudian, IKM juga mampu menyiapkan kesempatan kerja yang luas. Karena dengan dia mengolah dan meningkatkan nilai tambah, otomatis akan membutuhkan karyawan. 

Yang tidak kalah penting peran IKM adalah harus mampu meningkatkan kegiatan ekspor. Contohnya apa? Batik, tenun, dan berbagai kerajinan lainnya. Bahkan sekarang sudah ada ekspor tempe. Udah ada pelaku IKM tempe yang higienis. Selama ini ekspornya hanya ke Jepang dan Korea. Baru-baru ini mulai merambah ke Taiwan. Keunggulan tempe ekspor ini, masa simpannya bisa hampir 6 bulan. Hal ini bisa terjadi karena teknologi yang dikembangkan Direktorat IKM. 

Langkah-langkah tersebut menunjukkan Kementerian Perindustrian terus mendukung pengembangan industri kerajinan sebagai salah satu sektor yang potensial tumbuh dan menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Industri kerajinan, terutama dari pelaku IKM, memiliki keunggulan pada keterampilan tangan pengrajinnya dengan nilai seni dan keindahan yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia. 

“Sudah sejak lama, para perajin kita menggali, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya dalam berbagai corak dan ciri khasnya masing-masing. Keragaman industri kerajinan di tanah air sangat potensial untuk ditingkatkan menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomi,” kata Reni Yanita.  

Peluang produk kerajinan dapat bernilai ekonomi yang tinggi apabila didorong juga dari sektor pariwisata di daerah setempat. Sebab, pariwisata adalah salah satu sektor andalan untuk mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Industri kerajinan merupakan salah satu  subsektor industri kreatif yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.  Ini tercermin dari  kinerja ekspor kerajinan Indonesia pada Januari-September 2022 yang mencapai USD725,54 juta (Rp10,6 triliun), naik 6,94% dibanding periode yang sama tahun sebelum nya sebesar USD678,42 juta. 

“Capaian ini cukup membanggakan, dan semoga terus meningkat sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu produsen sektor kerajinan terbesar di dunia,” ucap Reni. 

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemenperin untuk mendongkrak kinerja sektor industri kerajinan, antara lain melalui kolaborasi antar pihak dalam upaya pengembangan dan promosi terhadap potensi produk kerajinan Indonesia. “Sebab itu, kami gencar menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan seperti asosiasi pelaku usaha, desainer, akademisi, marketplace hingga influenceruntuk bersama-sama menggaungkan kualitas produk kerajinan dalam negeri,” tutur Reni. 

Pihaknya juga aktif menggandeng pemerintah daerah untuk selalu menggali potensi keunggulan produk lokal, serta mendorong kemampuan pelaku industri daerah agar semakin berdaya saing. 

“Salah satu upaya yang sudah dilakukan, yaitu dengan memfasilitasi perajin di daerah untuk dapat berpameran di kantor Kemenperin untuk membuka kesempatan bagi perajin agar eksis kembali pasca-pandemi,” imbuhnya.