trustnews.id

Lulusan Polbangtan Bogor Job Seeker atau Job Creator

TRUSTNEWS.ID,. - Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor terus bersiap meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan agar menjadi kampus berkelas dunia atau World Class University. 

Seiring dengan perkembangan zaman di era teknologi yang semakin pesat, Polbangtan Bogor terus berkembang dan melahirkan program pendidikan yang milenial. 

Polbangtan Bogor melakukan diseminasi sebuah aplikasi yang mampu menelusuri biodata alumni Polbangtan Bogor. 

Rudi Hartono, Wakil Direktur Politeknik Bogor, mengatakan Polbangtan Bogor menyiapkan generasi muda yang memang bergerak nanti di sektor pertanian. Ini dikarenakan, proses pembelajaran di Polbangtan, tidak hanya berorientasi pada bagaimana mengetahui. Akan tetapi lebih kepada how to do, how to be dan how to live together. 

"Profil lulusannya adalah job creator dan job seeker. Job creator ini sebetulnya yang kita harapkan setelah lulus mereka langsung terjun sebagai produsen pangan. Jadi, tidak semua bercita-cita sebagai pegawai negeri, pegawai negeri adalah bonus,” ujar Rudi Hartono. 

"Kalau sebagai petani mungkin petani milenial. Kesenjangan sekarang itu karena memang secara usia sudah relatif tua, maka hadirnya petani muda ini bisa lebih kreatif. Mungkin memiliki lahan yang tidak terlalu luas, namun produksi yang dihasilkan jauh lebih banyak," paparnya. 

Karenanya, salah satu cara pembentukan job creator di Polbangtan adalah melalui agrosocialpreneur. 

"Tujuan Polbangtan adalah untuk menumbuhkan wirausaha muda atau pencipta pekerjaan di sektor pertanian. Jangan ada cita-cita menjadi pegawai negeri. Begitu lulus, harus bercita-cita menjadi pencipta pekerjaan ," jelasnya. 

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian," paparnya. 

Menurutnya, ada empat prinsip pendidikan mengacu pada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yaitu bagaimana mengetahui (berorientasi pada peningkatan kemampuan intelegensia), bagaimana melakukan (berorientasi pada keterampilan/keahlian), bagaimana menjadi (berorientasi pada perilaku/ sikap) dan cara hidup bersama (berorientasi pada hidup bersama antar manusia, lingkungan dan sosial). 

"Polbangtan melatih mahasiswanya untuk menemukan masalah dan bagaimana menyelesaikan masalah, khususnya masalah-masalah di dunia pertanian," ujarnya. Dia pun menyebutkan, sebagai sekolah kedinasan para peserta didik dituntut untuk berpikir secara ilmiah bila berhadapan dengan suatu masalah. Ini dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa skripsi. 

"Berbeda dengan sistim perkuliahan, mahasiswa Polbangtan menemukan permasalahan dengan terlebih dahulu melakukan wawancara dengan para petani.hasil riset ini kemudian dijadikan judul karya ilmiah dan bagaimana penyelesaian masalahnya," ujarnya. "Penulisan karya ilmiah ini melatih para siswa untuk mengintegrasikan sikap, cara berpikir, dan metode ilmiah dalam memecahkan masalah. Tentu, dalam lingkup bidang keilmuan mahasiswa tersebut. Dalam pengujian, mahasiswa menyajikan dan mempertahankan hasil karyanya secara tertulis dan lisan," paparnya. 

Salah satu harapan para peserta didik, menurutnya, adalah tingkat keterserapan di dunia usaha dan dunia kerja baik job seekers maupun job creator. Untuk itulah, setiap peserta didik tidak hanya mendapatkan ijazah kelulusan. Tapi juga sertifikat kompetensi sebagai penyuluh pertanian, pembudidaya pertanian organik, operator alsintan, formulator pakan, paramedik veteriner, dan petugas Inseminasi Buatan. 

"Jadi ada ijazah, ada Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) atau Diploma Supplement.dan ada sertifikasi pengakuan secara nasional akademis dari Dikti karena ada nomor PIN," ungkapnya. 

"Setiap mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) mengikuti Uji Kompetensi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Pengajuan sertifikasi dilakukan melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian," pungkasnya.