TRUSTNEWS.ID,. - Kepariwisataan Kota Surakarta bangkit dari keterpurukannya paska pandemi Covid-19. Ini terlihat dari data kunjungan wisatawan yang terus mengalami kenaikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2021-2022).
Tercatat sepanjang 2021 kunjungan wisatawan baik dalam maupun mancanegara ke Kota Surakarta (Solo) mendekati 1,5 juta orang. Jumlah ini kembali meningkat di sepanjang 2022, dimana Surakarta menerima kedatangan 2,5 juta wisatawan. Jumlah ini jauh melampaui target 1,3 juta wisatawan yang dipatok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo.
Adapun untuk 2023, Pemkot Solo memasang target kunjungan wisatawan naik sekitar lima persen dibanding tahun lalu.
Gegap-gempitanya kepariwisataan di Kota Surakarta itu disambut Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta melalui program pelatihan yang baru dengan telah selesainya pembangunan workshop perhotelan diakhir tahun 2022 lalu.
Teguh Sulistiyono, Kepala BPVP Surakarta, mengatakan pasca berakhirnya pandemi semua bidang usaha dan kegiatan mulai bergeliat, diantaranya kota Surakarta yang merupakan destinasi wisata domestik maupun internasional semakin banyak dikunjungi para wisatawan, sehingga pertumbuhan hotel/penginapan semakin banyak di wilayah Surakarta.
"Tahun ini (2023) BPVP Surakarta membuka pelatihan pada kejuruan perhotelan diantaranya, Program Commercial Cookery, Restoran Attendant dan Room Attendant, Pastry and Bakery dan Barista Jamu," ujar Teguh Sulistiyono kepada TrustNews.
"Menjawab peluang tersebut BPVP Surakarta membuka pelatihan-pelatihan untuk memenuhi peluang yang ada melalui kejuruan Perhotelan dan Administrasi perkantoran. Diharapkan lulusan BPVP dapat mengisi kesempatan kerja tersebut," tambahnya.
Diterangkannya, BPVP Surakarta saat ini memiliki 12 kejuruan dengan sarana dan Infrastruktur yang memenuhi standar perusahaan, sebagai salah satu contoh untuk kejuruan perhotelan BPVP Surakarta memiliki workshop berupa hotel lantai.
"Kita membuat sarananya sesuai dengan kondisi kerja pada sebuah hotel. Harapannya ada link and match saat pelatihan pencaker dengan kondisi sebenarnya saat mereka bekerja nanti," ujarnya
Dijelaskannya, sebagai Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kelas I, BPVP Surakarta mempunyai tugas untuk melaksanakan pelatihan vokasi dan peningkatan produktivitas, peningkatan kompetensi instruktur dan tenaga pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan uji coba program, sistem dan metode pelatihan vokasi dan peningkatan produktivitas, serta konsultasi dan peningkatan jejaring di bidang pelatihan vokasi dan produktivitas.
"BPVP Surakarta mempunyai visi menciptakan sumber daya manusia berkualitas, kompeten, profesional dan berdaya saing global," ujarnya.
"Sedangkan misi BPVP Surakarta adalah meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan sertifikasi, menyelenggarakan uji kompetensi bagi tenaga kerja dan instruktur latihan kerja, serta meningkatkan kerjasama dengan industri dan dunia usaha untuk penyesuaian kualitas pelatihan serta penempatan lulusan," paparnya.
Begitu juga dengan perkembangan teknologi digital yang sangat cepat mengharuskan semua sektor harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Menurutnya, BPVP Surakarta senantiasa melakukan TNA (Training Needs Anlisys) untuk memastikan tiap program pelatihan yang dibuka harus sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini atau saat yang akan datang.
"Sebagai contoh, di BPVP Surakarta terdapat program pelatihan dengan nama Future job Training, dimana program pelatihan ini menyesuaikan dengan program yang akan banyak dibutuhkan dimasa depan," ungkapnya.
Dirinya tak memungkiri, kondisi global yang cepat berubah, sehingga sangat dibutuhkan inovasi dan kreativitas dalam menentukan program pelatihan. Termasuk dalam sebuah perusahaan harus senantiasa menjaga tingkat produktivitas para karyawannya, untuk mendukung hal tersebut, BPVP Surakarta memiliki program pelatihan Peningkatan produktivitas pada Perusahaan, termasuk didalamnya bimbingan konsultasi secara langsung bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
"Semua Instruktur yang ada di BPVP Surakarta telah memiliki pengakuan secara resmi dalam bentuk sertifikat pengakuan dari Direktorat Bina Intala, Kementerian Ketenagakerjaan RI baik metodologi pengajaran dan Kemampuan teknis," jelasnya.
"Dengan jumlah Instruktur lebih dari 60 orang untuk 12 Kejuruan yang terdiri dari: Listrik, Refrigerasi, Elektronika, TIK, Bisnis Manajemen, Teknologi Manufaktur, Las, Otomotif, Perhotelan, Fashion Technology, Bangunan, dan Industri Kreatif," pungkasnya.