Banyak sekali, perusahaan atau instansi yang mengharapkan menjadi perusahaan kelas dunia atau sejajar dengan perusahaan multinasional. Namun, menjadi perusahaan kelas dunia adalah sesuatu yang relatif. Tergantung dari komitmen dan visi-misi yang akan dibawa. Sayangnya, tidak sedikit perusahaan, yang bisa dibilang hanya ‘berangan–angan’ untuk bisa jadi perusahaan kelas dunia. Harapan yang mereka sematkan menjadi perusahaan global tidak seiring dengan visi-misi yang jelas. Berbeda dengan PT Len Industri (Persero).
BUMN yang dikomandani Bobby Rasyidin sebagai Direktur Utama tersebut kini berada di jalur yang jelas, yakni menjadi perusahaan yang diperhitungkan di dunia. Bahkan, LEN diakui internasional sebagai perusahaan elektronika terkemuka dalam hal persinyalan.
LEN tidak berhenti mengembangkan inovasi teknologi yang diarahkan kepada sasaran membangun kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing perusahaan melalui peningkatan kompetensi bisnis, teknis dan operasional serta membangun tata kelola yang mendukung operasional bisnis perusahaan. Serta dengan inisiatif strategis S.I.A.P (Selaraskan, Integrasikan, Akselerasi dan Pastikan).
Selaraskan memiliki arti mengharmonisasikan komitmen dengan pengguna dan pemerintah. Lalu mengintegrasikan rantai pasok dalam ekosistem industri pertahanan.
Selanjutnya mengakselerasikan keunggulan komersial dan sinergi dalam BUMN Industri Pertahanan serta menjamin keunggulan produk Alpalhankam,” urai Bobby Rasyidin dalam keterangan tertulisnya kepada Trustnews.
Ditinjau dari sisi pengalaman, LEN dengan bekal keahlian dan penguasaan teknologinya berhasil menjawab tantangan dan ikut serta dalam proyek strategis nasional guna mengawal transisi energi berskala nasional. Selain ikut serta dalam proyek berskala nasional, LEN juga turut serta menawarkan inovasi produk dan solusi di bidang pembangkitan, energi terbarukan, dan produk energi kerakyatan.
Tidak hanya itu, LEN juga aktif bertransformasi menjadi pengembang proyek-proyek energi berskala nasional. Yang hingga saat ini kami wujudkan dengan memberikan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia dengan menjadi Independent Power Producer (IPP), beserta Layanan Operasi & Pemeliharaan (O&M), dan juga kontraktor untuk Pengadaan dan Konstruksi Rekayasa (EPC) proyek. “Kami juga telah mengembangkan PLTS sejak 1997 dan produknya telah dioperasikan di berbagai wilayah di Indonesia dengan total distribusi energi lebih dari 30 MWp,” tambah Bobby Rasyidin meyakinkan.