TRUSTNEWS.ID,. - Sepuluh moncong Harimau Medium Tank gagah mengarah. Tentu ini bukan cerita silam akan pengepungan. Ini cerita kemampuan PT Pindad membangun medium tank made in Indonesia yang lolos sertifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad), antara lain uji ledak, uji jelajah, dan uji tembak.
Memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti-ancaman ranjau terkini. Harimau Medium Tank ini menjadi generasi terbaru, pembuatan generasi pertama dimulai sejak 2015 dan selesai sekitar April 2018, dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas, mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.
Kendaraan tempur ini memiliki bobot 32 ton, power 20 HP/ton, kecepatan maksimal 70 km/jam di jalanan datar, dapat menampung 3 orang personil yang terdiri dari komandan, penembak dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Harimau Medium Tank sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi baru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi level 5. Turret tank ini memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Bicara Pindad bukan hanya bicara tank. Tapi juga berbagai jenis senjata antara lain SS2V5-A1, SS Amphibious, SPR berbagai varian, dan DMR SPM-1. Termasuk kendaraan Taktis 4x4 “KOMODO” dan Ranpur 6x6 “ANOA” yang turut serta dalam misi perdamaian dunia PBB di berbagai negara seperti Lebanon, Afrika Tengah, Kongo dan Sudan.
Belum lagi keberadaan Rantis 4x4 Maung dan Morino Moto EV yang memperkaya varian kendaraan yang telah diproduksi PT Pindad. Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad mengatakan, Pindad terus berkembang menjadi salah satu perusahaan industri pertahanan yang kuat di Indonesia dan bergerak menjadi perusahaan skala global yang terdiversifikasi. Melalui berbagai rangkaian kerja sama yang dilaksanakan, PT Pindad berharap hal ini dapat menjadi tonggak kokoh bagi bisnis di kancah global untuk masa depan perusahaan.
“Pindad memang dikenal memproduksi alat pertahanan dan keamanan, meski kita juga memproduksi kebutuhan sipil. Seperti saat pandemi Covid-19, kita memproduksi Ventilator Resusitator Manual (VRM) untuk kebutuhan medis. Pindad juga memproduksi bahan peledak yang bisa digunakan di dunia pertambangan,” ujar Abraham Morse kepada TrustNews.
Pindad, lanjutnya, merupakan perusahaan yang memiliki dua lini bisnis. Selain memproduksi senjata, munisi dan kendaraan khusus, Pindad juga memilik produk industrial berbagai alat berat, serta jasa infrastruktur perhubungan, layanan pertambangan, dan cyber security.
“Pindad juga memproduksi alat berat yang merupakan hasil transformasi kompetensi produk pertahanan dan keamanan yaitu system hidrolik pada kendaraan khusus jenis recovery dan kompetensi roda rantai,” ujarnya.
Lini produksi untuk kebutuhan sipil lain, lanjutnya, yaitu infrastruktur perhubungan yang bertujuan untuk memenuhi permintaan dalam bidang jasa pengecoran logam dan jasa tempa, mendukung pembangunan infrastruktur perkeretaapian Indonesia melalui produk-produk prasarana kereta api serta mendukung kegiatan perkapalan melalui produk- produk peralatan kapal laut.
Terkait Harimau Medium Tank, dijelaskannya, Pindad mendapat pesanan 38 alutsista dari Kemenhan RI, 18 unit diantaranya merupakan Harimau Medium Tank dan sisanya kendaraan taktis Komodo dan Anoa. “Dari 18 yang dipesan, 10 unit sudah diserahkan ke TNI AD. Adapun sisanya (8 unit) masih berjalan pekerjaan integrasinya,” ujarnya.
Dari sisi pendapatan, menurutnya, Pindad berhasil meningkatkan pendapatan dari Rp25 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp27 triliun pada tahun 2023. Peningkatan pendapatan tersebut berasal dari pesanan sejumlah kebutuhan kendaraan Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad (foto istimewa) tempur dan amunisi, baik di dalam negeri maupun sejumlah negara lainnya.
“RKAP 2024 PT Pindad menargetkan perolehan kontrak tahun 2024 sebesar Rp23,89 triliun. Pindad juga menargetkan pendapatan tahun 2024 sebesar Rp8,21 trilun,” ungkapnya.
“Pasar ekspor Pindad masih membidik pada kawasan Asia Tenggara, Afrika dan Amerika. Kami ingin Pindad menjadi perusahaan industri pertahanan Indonesia yang mandiri dan melebarkan sayap di pasar global, mengekspor ke berbagai negara di dunia,” pungkasnya.