TRUSTNEWS.ID,. - Momentum ini sangat berharga dan ditunggu-tunggu. Karena kehadiran pembangkit ini diproyeksikan akan mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, dengan beroperasinya PLTMG ini, akan menggantikan peran Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang saat ini masih digunakan untuk menopang kebutuhan sistem kelistrikan di Kabupaten Banggai.
Dengan beralihnya PLTD ke PLTMG, tentunya akan berdampak positif bagi lingkungan, karena emisi gas karbon CO2 akan berkurang sebesar 105 ribu ton per tahun dan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk operasi PLTD akan tereduksi sebesar Rp 20 miliar per bulan.
Keberhasilan First Firing PLTMG Luwuk tidak terlepas dari kerja keras dan profesionalisme yang dikedepankan oleh PT PLN (Persero) melalui anak perusahaannya, PT PLN Enjiniring (PLNE) yang berkolaborasi dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi (PLN UIP Sulawesi).
Sebelum dilakukannya proyek, peran yang dilakukan PLNE adalah pengerjaan engineering design. Sedangkan, untuk kegiatan procurement (pengadaan), construction (konstruksi) dan commisioning (garansi) dipercayakan kepada salah satu kontraktor Engineering Procurement Construction (EPC) nasional. Tapi untuk saat ini, kontraktor utama proyek tidak mampu menyelesaikan pengerjaan Procurement, Construction, Commisioning (PCC) yang dipercayakan kepadanya.
Proyek PLTMG Luwuk 40 MW sempat terhenti. Tentunya, ini merupakan kondisi yang tidak baik-baik saja. Apalagi proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang mendapat perhatian besar, baik dari stakeholder maupun shareholder. Menyikapi dinamika yang kurang menyenangkan ini, PT PLN (Persero) mengambil langkah dengan menugaskan PLNE untuk menyelesaikan proyek ini. Surat perintah kerja diserahkan kepada PLNE sejak 17 Maret 2023.
Tugas dan tangungjawab ini tentu tidak ringan bagi PLNE. Namun, Direktur Utama PLNE, Chairani Rachmatullah, memegang teguh komitmen untuk menyelesaikan proyek tersebut. Sikap ini juga merupakan bentuk dukungan dari PT PLN (Persero) selaku holding, termasuk sokongan yang ditujukan kepada PLN UIP Sulawesi Bagian Utara selaku operator, guna menerangi wilayah Kabupaten Banggai. Komitmen itu juga disampaikan Chairani di hadapan Bupati Banggai, Amirudin.
Proyek PLTMG Luwuk 40 MW yang berlokasi di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah itu, dibangun dengan memanfaatkan sumber gas dari Kecamatan Batui. Tujuannya memperkuat sistem ketenagalistrikan di Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Banggai dan sekitarnya sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat yang lebih baik lagi.
Kepada Trustnews, Chairani mengungkapkan bahwa menjadi kontraktor untuk kegiatan proyek, terutama terkait konstruksi, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh PLNE. Pengalaman PLNE selama 20 tahun sebagai supervisi kegiatan proyek-proyek milik PLN-lah yang menjadi bekal atau pengalaman mereka dalam upaya menyelesaikan proyek strategis tersebut.
“Pastinya kami perlu memastikan untuk merekrut para pekerja berkualitas dan mencari partner yang bisa menopang PLNE. Mereka semua merupakan anak-anak bangsa yang punya pengalaman dalam pekerjaan kegiatan proyek,” terangnya kepada Trustnews belum lama ini.
Upaya ini menjadi penting, karena pada dasarnya PT PLN (Persero) sejak lama ingin menambah pembangkit listrik di wilayah Luwuk Banggai melihat wilayah ini secara statistik memiliki pertumbuhan yang terus meningkat tiap tahunnya. Ditunjang dari berbagai sektor, seperti pariwisata dan perikanan, roda perekonomian wilayah ini terus berputar kuat setiap tahun.
Ditambah lagi Bupati Banggai, Amirudin, memiliki strategi ekonomi yang baik dalam menunjang pendapatan daerah di wilayahnya. Amirudin mengaku kalau dirinya mempunyai tekad yang kuat kalau produkproduk asal Banggai bisa dikenal baik oleh masyarakat, baik nasional maupun internasional, serta memiliki harga yang kompetitif di pasaran.
“Dengan hadirnya PLTMG ini upaya untuk memperluas produk asal Banggai bisa dicapai. Dan yang tidak kalah penting, Pak Amirudin menginginkan agar produknya dilebeli sebagai produk Go Green yang menggandeng PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero),” kata Chairani.