Tak perlu repot mendatangi dinas kependudukan dan catatan sipil untuk mendapatkan Kartu Identitas Anak (KIA) cukup datang ke Anjungan KIA Mandiri. Kepala Disdukcapil Tangerang Selatan, Dedi Budiawan bahkan berancang-ancang semua identitas kependudukan dibuat di mesin anjungan.
Bikin Kartu Identitas Anak (KIA) di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM)? Tak usah kaget. Bila berkunjung ke pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, akan ditemui mesin sejenis ATM, namanya Anjungan KIA Mandiri (AKM).
Lewat AKM, para orang tua tak perlu repot lagi datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mengurus KIA. Cukup lewat AKM, warga Tangsel bisa menginput data anak untuk mendapatkan KIA.
“Tagline-nya membuat KIA semudah mengambil uang di ATM,” ujar Kepala Disdukcapil Tangerang Selatan, Dedi Budiawan kepada TrustNews.
“Sempat bikin heboh,” ujarnya melanjutkan soal keberadaan AKM yang saat peluncurannya dipadati lebih dari 1.000 orang, mulai dari sekedar mencari tahu hingga keinginan untuk membuktikan kecanggihan AKM.
Bukan hanya urusan pembuatan KIA, terobosan Dedi acap kali bikin geleng-geleng kepala. Tengok saja, langkahnya dalam pembuatan akkta kematian. Keluarga yang berduka cukup mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke lurah atau camat. Maka, akta kematian akan diantarkan ke rumah duka saat pihak kecamatan atau kelurahan melayat.
“Pembuatan akta kematian cukup kirim pesan singkat ke lurah atau camat. Jadi camat dan lurah, ketika ada warganya meninggal bisa melayat sambil menyerahkan akta kematian,” paparnya.
Itu belum termasuk dengan keputusan Dedi, “memaksa” jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Tangsel bekerja lembur pada Maret lalu. Staf bekerja lembur bukan hanya hari Sabtu saja, tapi juga hari Minggu terpaksa harus masuk untuk menuntaskan e-KTP yang siap dicetak.
“Saat pertama memimpin, seminggu saya perhatikan pada jam istirahat selama 1 jam para pegawai pada ‘menghilang’, sementara masyarakat terpaksa menunggu selama 1 jam. Saya ubah sistem dengan menghilangkan jam istirahat diganti dengan sistem shift, loket ditambah jadi 10 loket. Begitu waktunya jam istirahat, 5 loket tutup untuk istirahat dan 5 loket tetap buka melayani. Dengan tidak adanya jam istirahat, masyarakat dapat dilayani dan petugas bisa pulang cepat,” tegasnya.
Dedi hanya bisa tertawa saat mengingat masa awal dirinya memimpin Disdukcapil Tangsel. Dia mendapat warisan ribuan surat keterangan. Untuk menyelesaikannya, Dedi membentuk 3 tim dengan masing-masing tim terdiri 30 orang, yang kesemuanya staf Disdukcapil. Dan, tentu saja dengan lembur tadi, semua warisan Suket hanya dalam 3 minggu selesai dituntaskan.
“Operator asli hanya 4 orang, karena semua staf saya yang 30 orang tadi dan bisa komputer semuanya. Saya bentuk 3 tim dalam 3 minggu selesai,” ujarnya.
Kembali ke urusan KIA via AKM, Dedi terus mencoba mewujudkan inovasinya dalam memberikan kemudahan pelayanan kependudukan kepada masyarakat. Yakni membuat KTP, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, Kematian dan Perkawinan cukup datang ke mesin anjungan.
“Mudah-mudahan akhir tahun ini akan terwujud akan ada 3 mesin yakni KIA, KTP dan mesin akta kelahiran, kematian dan perkawinan. Makin memudahkan masyarakat cukup datang ke anjungan,” pungkasnya.(TN)