TRUSTNEWS.ID,. - Di tangan seorang arsitek. Tak hanya menghasilkan gedung-gedung megah dengan segala hitungan rumit menyertainya. Dalam pandangan Daniel Libeskind, arsitek kenamaan dunia, "Arsitektur tidak didasarkan pada beton dan baja dan elemen tanah. Itu didasarkan pada keajaiban."
Keajaiban itu pula yang diciptakan Mohammad Ramdhan Pomanto atau dikenal sebagai Danny Pomanto dalam membangun Kota Makassar menjadi 'kota dunia'. Bisa jadi darah arsitek mengalir deras dalam tubuhnya.
"Saya seorang arsitek, saya memegang 2 prinsip merubah sesuatu yakni perilaku membentuk ruang dan ruang membentuk perilaku," ujar Danny Pomanto kepada TrustNews.
"Kalau kita lihat dari sejarah-sejarah kota-kota dan peradaban itu ternyata yang berhasil adalah melalui perilaku," tegasnya. Ini menjawab mengapa Danny selama dua periode menjabat sebagai Walikota Makassar terbilang "ogah' dalam membangun gedung-gedung bertingkat dan megah. Sebaliknya, dia justru membangun lorong-lorong sebagai upaya mewujudkan ruang membentuk perilaku.
"Saya menciptakan ekosistem dalam bentuk lorong-lorong agar masyarakat ikut terlibat untuk membangun ekonomi dan secara tidak langsung mengubah perilaku masyarakat," ujarnya.
Lorong wisata atau disingkat Longwis belakangan ini memang menjadi kata yang akrab di telinga warga Kota Makassar. Ini adalah program Pemerintah Kota Makassar untuk mengubah pandangan sekaligus bayangan tentang lorong (gang) yang selama ini identik dengan kata kumuh dan kotor menjadi jauh lebih baik dan menjelma menjadi tempat serupa kafe, halaman dan ruang kelas di sekolah taman kanak-kanak, taman bermain, hingga ruang tiga dimensi.
Baginya keberhasilan seorang pemimpin bukan dari gedung megah dan tinggi yang berhasil dibangun. Melainkan dari angka statistik sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat.
"Pemerintah mengukur bukan dari gedung-gedungnya, tapi dari angka statistik. Contohnya hari ini Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 5,40 persen. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan provinsi dan nasional," ujarnya.
"Bahkan sebelum Covid-19, PDRB Kota Makassar mencapai 8,79 persen dengan inflasi 2,4 persen. Itulah ukuran suksesnya pembangunan di suatu daerah," tambahnya.
Diakuinya, bukanlah hal mudah kerjakerja yang menghasilkan (dalam mengubah perilaku masyarakat). Bagaimana sebuah mesin bisa bergerak secara bersamaan, tentunya membutuhkan kepercayaan. Tidak saja dari masyarakat yang hidup di Kota Makassar, tapi juga orang yang berada di luar Makassar.
"Masyarakat luar mengenal orang Makassar itu keras. Lihat saja kalau lagi demonstrasi tidak mengenal kata kompromi. Imaje ini kita ubah menjadi Makassar kota mesin bisa bergerak secara bersamaan, tentunya membutuhkan kepercayaan. Tidak saja dari masyarakat yang hidup di Kota Makassar, tapi juga orang yang berada di luar Makassar. "Masyarakat luar mengenal orang Makassar itu keras. Lihat saja kalau lagi demonstrasi tidak mengenal kata kompromi. Imaje ini kita ubah menjadi Makassar kota festival, humble, makanan yang enak dan berkawan dengan semua orang," ujarnya.
Hal itu sesuai dengan visi dan misi kepemimpinan Danny Pomanto, yakni merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia, merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia, dan reformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi.
Hasilnya, di periode pertamanya menjabat 2014-2019 sebagai walikota, angka kemiskinan di Kota Makassar menurun dari 4,49 persen (Tahun 2014) menjadi 4,41 persen (Tahun 2018). Begitu pula dengan ketimpangan pendapatan atau gini rasio, yang sering kali menjadi permasalahan di kota-kota besar.
“Alhamdulillah atas kerja keras kita bersama mampu diturunkan dari 0,395 pada awal pemerintahan menjadi 0,383 saat ini atau termasuk tingkat ketimpangan rendah,” tandasnya.
Program tersebut antara lain adalah Home Care, Badan Usaha Lorong (BULO), Lorong Garden (Longgar), Bank Sampah, Kanrerong, dan berbagai pelatihan kewirausahaan berbasis lorong lainnya.
“Sejak hari pertama menjabat, kami menerapkan prinsip Public Participation dan Public Engagement untuk memunculkan Public Acceptance, sehingga masyarakat ikut terlibat langsung dalam proses pembangunan tidak sekedar menjadi objek dari pembangunan yang ada,” tuturnya.
Dalam urusan lingkungan hidup, sambung Danny, pencapaian bisa dilihat dari adanya penambahan luasan Ruang Terbuka Hijau dan peningkatan lingkungan bersih dalam gerakan Makassar Tidak Rantasa (MRT).
Hasilnya Makassar berhasil secara berturut-turut memperoleh penghargaan Adipura kategori kota metropolitan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada 2015 dan pada 2016. Sementara itu pada 2017 Makassar mendapat Adipura Kirana Tahun 2017.
Dengan pencapaian program kerja selama 5 tahun, Danny Pomanto pun mendapat 178 penghargaan baik ditingkat nasional, provinsi dan dari lembaga lainnya.
Memimpin Kota Makassar sebagai ibu kota Sulsel di periode keduanya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2022 berada di angka 83,12 atau meningkat 0,46 persen dari IPM 2021, yaitu 82,66. Hal ini menjadi bukti bahwa IPM Kota Makassar mampu mencatat angka positif seiring pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang membaik.
Rasio Gini Kota Makassar pada 2022 berada di angka 0,395. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,005 poin jika dibandingkan dengan rasio gini 2021, yaitu 0,400.
Kota dengan julukan baru Makassar Kota Makan Enak ini mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen setelah sebelumnya hanya 4 persen dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 83,12 persen pada 2022, naik 1 persen dari 2021.
Uniknya, Kota Anging Mammiri ini mengungguli raihan nasional yang mencatat pertumbuhan ekonomi 5,3 persen juga IPM-nya 72,91 persen. Hasil impresif Pemerintahan Kota Makassar ini bukan tanpa alasan.
"Makassar adalah kota yang masuk Smart City Index di dunia yang mana Bandung dan Surabaya tidak masuk. Hanya ada 10 ribu kota di dunia, yang diakui Smart City hanya 141 kota dan Makassar masuk rangking 114," pungkasnya.