trustnews.id

Perjuangan ESTA Indonesia Ekspor Sarang Burung Walet
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Di balik gemerlapnya pasar ekspor sarang burung walet ke Tiongkok, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri d Indonesia. PT Esta Indonesia (NEST), salah satu eksportir resmi yang telah beroperasi sejak tahun 2000, merasakan betul sulitnya menembus pasar terbesar sarang burung walet di dunia ini. Meskipun kini telah berhasil meningkatkan kapasitas ekspornya hingga 8x lipat pada tahun 2023, perjalanan menuju sukses tersebut tidaklah mudah.

Salah satu tantangan terbesar dalam mengekspor sarang burung walet ke Tiongkok adalah ketatnya regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah negara tersebut. Setiap sarang burung walet yang masuk ke Tiongkok harus dapat ditelusuri asal-usulnya dengan sangat rinci.

Dian Rochayati Sri Utami, Direktur NEST, mengatakan Esta Indonesia harus mampu memberikan data lengkap mengenai kapan sarang tersebut dipanen, dari rumah wallet mana, dan bahkan detail mengenai kondisi lingkungan rumah walet yang dimonitoring oleh Badan Karantina Indonesia.

“Regulasi di Tiongkok sangat ketat. Setiap keping sarang walet harus bisa dilacak asal-usulnya hingga ke detil terkecil. Misalnya, dari rumah walet mana, kapan dipanen, dan kapan diproduksi,” ujar Dian Rochayati Sri Utami kepada TrustNews.

Aturan ketertelusuran di Tiongkok untuk produk sarang burung walet memang sangat ketat. Setiap keping sarang burung walet harus dapat ditelusuri asal-usulnya secara rinci, termasuk tanggal produksi, tanggal panen, dan asal dari rumah walet tertentu. Tujuannya adalah untuk memastikan kualitas, keamanan pangan, dan keaslian produk yang diimpor. Ketelusuran ini sangat penting untuk menjaga transparansi dan memberikan jaminan kualitas dan keamanan pangan kepada konsumen, terutama di pasar yang sangat teregulasi seperti Tiongkok.

“Kami tidak hanya bersaing dengan perusahaan lokal, tetapi juga dengan eksportir dari negara lain seperti Malaysia dan Thailand. Kualitas dan harga menjadi faktor penentu,” ujarnya.

“Jika ada satu saja informasi yang tidak lengkap, ekspor bisa ditolak. Untuk itu, kami selalu berusaha menjaga standar kualitas yang tinggi dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok,” tegasnya.

Tak hanya mengandalkan produksi dari rumah walet mereka sendiri, Dian mengatakan, NEST juga bekerja sama dengan UMKM atau petani rumah walet yang menjadi binaan. “NEST menyerap bahan baku sarang burung walet dari mitra-mitra ini untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Hong Kong, dan Australia, selain Tiongkok. Ini juga mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM dalam sektor ini,” ujarnya.

Saat ini NEST bekerjasama pengelolaan dan pembinaan peternak burung walet lokal/UMKM yang tersebar di berbagai wilayah, baik di Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT dan lain sebagainya. Dengan sejarah panjang sebagai salah satu eksportir terkemuka, NEST pada 8 Agustus 2024 melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), menandai langkah berani dan optimis perusahaan dalam memperluas sayap di industri sarang burung walet.

Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil IPO saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 7,47% akan dipergunakan perseroan untuk belanja modal berupa pembelian 6 rumah burung walet (RBW) yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah; sekitar 18,67% akan digunakan Perseroan untuk penyetoran modal kepada entitas anak yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan sebagai kantor operasional dan pabrik entitas anak perusahaan.

Langkah PT Esta Indonesia untuk terus maju pasca IPO bukan hanya sekadar memperluas bisnis, tetapi juga menunjukkan visi jangka panjang yang jelas dan terarah. Dengan memanfaatkan momentum yang ada, perusahaan ini siap menyongsong tantangan dan peluang yang lebih besar di masa depan, membawa industri sarang burung wallet Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

“Kita optimis dan kita yakin bahwa pasar ke depan masih cukup menjanjikan, kita juga ingin mewujudkan, sarang burung walet tidak hanya di kenal dunia internasional saja, tapi harapannya, orang Indonesia pun konsumsi sarang burung walet,” pungkasnya.