trustnews.id

Apindo Sumsel Dorong Ekonomi Berkelanjutan Lewat Hilirisasi dan Budaya K3
dok, istimewa

TRUSTNEWS.ID - Di tengah menggeliatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang mencatat angka di atas rata-rata nasional, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumatera Selatan mengambil peran aktif untuk memastikan pertumbuhan itu tidak hanya sekadar angka, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat dan dunia usaha.

Dari kacamata Ketua Apindo Sumsel Sumarjono Saragih, pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya tersebut masih banyak ditopang oleh sektor konsumsi yang kuat karena hasil komoditas unggulan daerah seperti karet, sawit, kopi, padi, dan batu bara. Namun, katanya, untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045 dan target pertumbuhan nasional 8% seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo, Sumsel harus berani melangkah ke arah hilirisasi dan industrialisasi. “Kalau Sumsel ingin jadi model nasional, industrialisasi harus menjadi arah yang jelas. Sayangnya, saat ini kita belum punya peta jalan industrialisasi,” tegas Sumarjono.

Dirinya mencontohkan kehadiran industri Vale di Sumsel yang tumbuh karena dukungan kuat dari infrastruktur dan investor besar. Namun, tidak semua pelaku usaha memiliki kemampuan serupa. Untuk itu, Apindo mendorong pembentukan kawasan industri yang terstruktur agar investasi dapat menjangkau seluruh lapisan pengusaha, baik skala besar maupun kecil-menengah.

Tak hanya soal investasi, Apindo juga berupaya menghadirkan praktik usaha yang berkelanjutan. Sumarjono menyebutkan bahwa organisasi yang ia pimpin aktif mendorong pelaku usaha untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan operasional. Ini mencakup aspek lingkungan, kesejahteraan tenaga kerja, kepatuhan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta kesetaraan gender. “K3 itu sebenarnya sudah diatur dalam undang-undang, tapi belum jadi budaya. Apindo mencoba menjadikan itu kesadaran bersama,” ujarnya.

Apindo Sumsel juga berinisiatif sukarela, di luar regulasi pemerintah, untuk mendorong pelaku usaha memahami dan menjalankan praktik-praktik bisnis yang etis, aman, dan ramah lingkungan. Menurut Sumarjono, keberhasilan ekonomi bukan hanya diukur dari angka pertumbuhan, tetapi juga dari kualitas hidup para pekerja dan lingkungan kerja yang sehat serta inklusif. (Jay)