
Ditengah tekanan fiskal dan keterbatasan ruang fiskal negara, Perusahaan Umum Daerah Aur Minum JAYA mengambil langkah yang nyaris tabu dalam dunia perusahaan daerah: melantai di bursa.
Penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), tentu bukan sekadar keputusan manajerial—melainkan lompatan strategis yang menjadikan PAM JAYA eksperimen institusional seka- ligus revolusi finansial.
Ketika kebanyakan perusahaan daerah masih bergulat dengan inefisiensi, subsidi silang, dan ketergantungan pada APBD, PAM JAYA memilih jalan yang tak lazim: mengundang publik menjadi bagian dari transformasi layanan air bersih.
Arief Nasrudin, Direktur Utama PAM JAYA, menyampaikan optimisme bahwa IPO ini akan menjadi katalis bagi transformasi perusahaan dalam menyediakan air bersih berkualitas, sekaligus mendukung visi Jakarta sebagai kota global.
“Dengan kebutuhan investasi yang masif, IPO diharapkan membuka peluang pendanaan baru untuk revitalisasi infras- truktur, transformasi digital, dan inovasi lingkungan,” ujar Arief Nasrudin.
Dampaknya bukan hanya finansial. IPO ini menjadi platform untuk mewujudkan agenda revitalisasi besar-besaran terhadap 12.000 km jaringan pipa yang telah menua dan tidak lagi food-grade. Meskipun air yang diproduksi sudah memenuhi standar minum (drinkable water), distribusinya yang melewati jaringan pipa lawas menurunkan kualitasnya.
“Revitalisasi ini membutuhkan dana sekitar Rp14 triliun—angka yang jauh melampaui kapasitas fiskal pemerintah daerah. Namun, hal ini sangat krusial untuk menjamin keandalan distribusi air perpipaan,” ujarnya.
Arief memberi ilustrasi besarnya biaya. Pembangunan pipa baru sepanjang 7.000 kilometer yang tengah berjalan telah menelan investasi Rp 24 triliun. Proyek ini masih dalam tahap konstruksi, menunjukkan skala besar kebutuhan pendanaan PAM JAYA.
“Kami tidak boleh menyerah pada situasi ini. Kami terus mencari terobosan, termasuk melalui IPO, untuk memperkuat infrastruktur dan pelayanan,” tambahnya.
Dari sisi transformasi digital perusahaan, misalnya. PAM JAYA masih bertumpu pada sistem pascabayar yang melemahkan arus kas dan memperumit prediksi keuangan. Dengan masuknya modal dari IPO, PAM JAYA dapat mempercepat konversi sistem pembayaran, memperkuat posisi keuangan, dan menyederhanakan operasional.
“Kami masih berada di tahap awal dalam mengonversi sistem ke basis teknologi. Saat ini, tagihan baru dibayar setelah pemakaian, sehingga arus kas perusahaan perlu diperkuat,” jelasnya.
“Digitalisasi ini akan membantu kami lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan,” ujarnya.
Tak hanya itu, perusahaan ini juga mengembangkan inisiatif lingkungan dan kesehatan melalui peluncuran water purifier stations di berbagai titik. Tujuannya menyediakan air minum ultra murah, hanya Rp1 per liter.
“Kami ingin mengedukasi warga
Jakarta untuk lebih banyak mengonsumsi air perpipaan tanpa harus membeli air kemasan yang mahal. Ini juga merupakan bagian dari upaya mengurangi sampah plastik,” paparnya.
Program ini sejalan dengan visi keberlanjutan lingkungan, termasuk mendorong kerja sama dengan PDAM di wilayah Jabodetabek untuk mengatasi masalah subsiden (penurunan tanah) akibat eksploitasi air tanah yang masif. Rencana pembangunan Giant Sea Wall di pantai utara Jakarta juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang akan didukung oleh pendanaan IPO.
“Kami melihat banjir rob di Pekalongan dan wilayah pantai utara Jawa sebagai peringatan. Bersama-sama, kami ingin menjaga agar Pulau Jawa tidak terus teng- gelam,” tegasnya.
IPO juga membuka peluang keterlibatan investor asing, meski perusahaan berharap investor domestik tetap dominan. Arief menyebutkan bahwa perusahaan telah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak dari Belanda, Swedia, Prancis, Singapura, Manila, hingga Tiongkok dan Korea.
“Kami mempelajari model investasi seperti yang diterapkan Jepang dalam proyek MRT. Kami ingin memastikan bahwa pendanaan ini tidak hanya menguntungkan investor, tetapi juga menjaga stabilitas finansial PAM JAYA,” urainya.
Baginya, IPO PAM JAYA bukan sekadar langkah untuk mengatasi tantangan 11 pendanaan, tetapi juga wujud komitmen untuk menghadirkan air bersih yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan bagi warga Jakarta.
“Kami optimistis, IPO ini akan membawa PAM JAYA ke level yang baru. Bersama masyarakat, investor, dan pemerintah, kami akan mewujudkan Jakarta yang lebih sehat, hijau, dan layak huni,” pungkasnya.