trustnews.id

Pekerjaan Rumah PAM JAYA Menambah Kapasitas Produksi Menekan Kebocoran
Dok, PAM JAYA

TRUSTNEWS.ID - Mengejar angka 30.000 liter per second (lps) dan tingkat kehilangan air (Non Revenue Water/NRW) yang cukup tinggi mencapai 46,6%, menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM JAYA setelah resmi mengambil alih pelayanan air minum perpipaan di DKI Jakarta dari Palyja dan Aetra sejak awal Februari 2023.

Pekerjaan rumah pertama, soal angka 30.000 LPS. Ini terkait dengan upaya PAM JAYA menyalurkan air 100 persen pada 2030.

Adapun saat ini pelayanan air perpipaan di DKI Jakarta baru mencapai 65,85 persen atau lebih dari 900 ribu sambungan rumah dengan kapasitas produksi 20.082 liter lps. Belum tercapainya angka 100 persen sampai saat ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber air baku, polusi dan bencana air, penurunan tanah, dan pengolahan limbah yang buruk. Untuk memenuhi target tersebut, PAM JAYA menambah kapasitas produksi hingga 10.900 liter per detik, serta perluasan jaringan pipa hingga 4.500 kilometer.

Dua hal tersebut, akan menambah jumlah pelanggan sebanyak 1,1 juta. Upaya memenuhi kekurangan 10.900 lps ini, PAM JAYA akan memulai pekerjaan konstruksi pembangunan SPAM Jatiluhur I dan Karian-Serpong, pembangunan IPA Buaran 3, SPAM Pesanggrahan dan Ciliwung, serta pencarian sumber air curah. Paralel dengan itu, PAM JAYA membangun 4 tambahan reservoir komunal dan 1 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Portable dengan total biaya investasi sebesar kurang lebih 41 Miliar Rupiah untuk perbaikan pelayanan kepada 7.741 pelanggan. dimana memiliki dampak positif bagi pelayanan air perpipaan warga Jakarta.

Pembangunan Reservoir Komunal Waduk Pluit berlangsung selama 3 bulan. Debit air 5 liter per detik, kapasitas reservoir 50 m3, cakupan perbaikan 282 pelanggan. Sumber air berasal dari IPA Pejompongan 2. Selain Reservoir Komunal Waduk Pluit, Hari ini PAM JAYA juga melakukan operasionalisasi 3 Reservoir Komunal lainnya di berbagai wilayah Jakarta Utara.

Untuk diketahui, Reservoir Komunal adalah penampungan air di dekat permukiman yang jauh dari sumber utama instalasi pengolahan air PAM JAYA. Air tampungan di reservoir akan dipompakan ke rumah-rumah warga. Sehingga pelanggan yang merupakan titik terjauh dari lokasi IPA PAM JAYA dapat menerima debit air yang cukup. Pembangunan Reservoir Komunal Waduk Pluit bertujuan untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah Rusun Waduk Pluit, Elektro, Pergudangan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara dan sekitarnya.

"Kita masih harus menambah 10.000 -12000 lps lagi yang rasanya tidak bisa kita andalkan sumber air di Jakarta saja, karena 82% dari luar kota selain Jakarta, seperti Jatiluhur (dominan), Tangerang 13% dan 5% dari sungai Jakarta," ujar Arief Nasrudin, Direktur Utama PAM Jaya kepada TrustNews.

"Tantangan yang saat ini kita hadapi adalah memasang jaringan pipa yang panjangnya 7.000 Km lagi di Jakarta, itu yang menjadi pemikiran kita untuk merealisasikannya sampai tahun 2030. Karena belum ada PDAM yang berhasil sukses mengerjakan di angka sebesar itu," tambahnya.

Untuk pencapaian tahun ini kita bisa tutup dengan 19.000 sambungan baru, nah angka ini menurut saya masih kecil karena tahun depan itu kita harus sudah siangka 100.000 sambungan karena menuju 2030 target kita adalah 1000.000 sambungan baru. Tapi kita percaya tidak ada yang tidak mungkin dan alhamdulillah pemerintah kita juga selalu memberikan dukungan yang sangat baik dalam mempercepat pengadaan air bersih," paparnya.

Mandat percepatan peningkatan cakupan layanan SPAM DKI Jakarta ini, menurutnya, sesuai Pergub No. 7/2022 mengenai penugasan kepada PAM JAYA untuk melakukan percepatan peningkatan cakupan layanan air minum di Provinsi DKI Jakarta. Untuk mencapai target itu, PAM Jaya tahun lalu, di antaranya telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) mengenai Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Melalui Optimalisasi Aset Eksisting dan Penyediaan Aset Baru dengan Skema Pembiayaan Bundling.

Kerja sama ini mengadopsi pola Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan telah mempertimbangkan aspek legalitas dengan pendampingan konsultan bisnis dan unsur legal (ahli hukum). Pekerjaan rumah kedua, menekan tingkat NRW. PAM Jaya selain melakukan peremajaan pipa yang sudah berumur dan penggantian water meter, juga dilakukan penggunaan sistem teknologi informasi modern.

“Tingginya NRW ini memang tengah menjadi konsen kita saat ini, yang antara lain karena faktor jaringan pipa yang sudah berumur. Karena itu, kita akan banyak investasi untuk perbaikan atau penggantian jaringan pipa, termasuk water meter modern," ujarnya.

Selain itu, yang tak kalah penting, lanjutnya, PAM Jaya menginisiasi untuk penggunaan teknologi informasi, seperti sistem informasi geografis atau Geographic Information System (GIS) untuk monitoring, dan evaluasi jaringan perpipaan serta data pelanggan dengan menggunakan peta digital yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi menuju PDAM Smart.

Arief mengatakan sampai akhir tahun 2022, tercatat ada 46,67 persen kebocoran dari seluruh jaringan yang ada yakni sekitar 11 ribu kilometer, dengan nilai kerugian ditaksir sekitar Rp2 triliun, namun di akhir Februari 2023, turun di kisaran angka 44 persen lebih.

“Karenanya kami akan melakukan pemetaan untuk mengetahui kebocoran pipa terjadi di mana saja. PAM Jaya juga sudah memiliki teknologi canggih untuk mendeteksi kondisi pipa distribusi PAM bocor atau tidak yang bisa diketahui dengan mendengar dari telinga,” tuturnya.

Dirinya menekankan, dalam mengatasi tingkat kebocoran harus terlebih dahulu dipahami bahwa pipa air yang terpasang memiliki umur yang berbeda-beda, bahkan ada yang usianya mencapai 100 tahun. Kondisi ini tentu treatment yang dilakukan juga berbeda atau tidak dipukul rata.

"Untuk menangani permasalah ini adalah kita meluncurkan running project NRW dimana kita memperbaiki pipa yang rusak dengan mengganti dengan NRW yang besar baru kita lakukan pengecekan apakah masih terjadi kebocoran atau tidak," ujarnya.

Baginya, selain fokus penambahan LPS dan menekan kebocoran, PAM Jaya juga menargetkan pengambilalihan WTP yang dipegang oleh swasta, quick win dan teknologi air baru agar airnya tidak banyak likunya dan efisiensi biaya pemasangan.

"Terkait pengembangan sistem teknologi informasi, PAM JAYA saat ini dalam tahap mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan air. Seperti sistem pengukuran otomatis yang memungkinkan pengukuran konsumsi air secara real-time dan sistem pemantauan jaringan pipa air untuk mendeteksi kerusakan atau kebocoran" ujarnya.

“Teknologi ini membantu PAM JAYA untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki jaringan pipa air dengan lebih cepat,” ujarnya Arief mengatakan, dalam mengeksekusi semua rencana ini sangat penting untuk mengembangkan SDM yang mumpuni, baik dari lingkungan pekerjaan, budaya kerja dan lain sebagainya menjadi lebih baik lagi.

"Jika sumber SDMnya sudah baik, maka kita baru bisa beranjak ke langkah selanjutnya yaitu transfer knowledge, teknologinya kemudian integration birokrasinya. Walaupun saat ini sudah baik dalam arti tidak ada turbulensi terhadap pelayanan dengan konsumen akan tetapi saya mengharapkan hal yang lebih baik lagi," pungkasnya.