Beragam penghargaan menjadi bukti komitmen PT Pupuk Kaltim (Persero) dalam menjaga kelestarian Sumber Daya Alam, sekaligus mempertahankan posisinya sebagai perusahaan kelas dunia.
Beragam penghargaan terkait lingkungan hidup menjadi bukti atas komitmen PT Pupuk Kaltim dalam melaksanakan CSR dan pengelolaan lingkungan serta upaya mengurangi pencemaran udara dan konservasi air, disamping juga meningkatkan efisiensi energi dalam aktivitas produksi.
“Pupuk Kaltim memiliki komitmen untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dengan prinsip triple bottom line 3P (Profit, Planet, People),” ujar Direktur Produksi Pupuk Kaltim Bagya Sugihartana kepada TrustNews.
Dijelaskan Bagya, upaya yang dilakukan Pupuk Kaltim terhadap pelestarian lingkungan diwujudkan dengan melakukan penghematan Sumber Daya Alam dalam memproduksi pupuk. Seperti penggunaan air, gas alam sebagai bahan baku utama pupuk, bahan bakar proses dan utilitas, termasuk penggunaan batubara dengan melakukan reduksi limbah (gas, cair, padat, B3) yang ditimbulkan dari proses bisnis Pupuk Kaltim dengan prinsip 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery).
“Mulai dari bahan baku, main process hingga unit penunjang dan distribusi. Selain itu, kita juga menerapkan Life Cycle Analisis (LCA) untuk mengetahui hotspot area yang belum efektif dalam menggunakan SDA,” tegasnya.
Untuk mengatasi hot spot di area produksi, lanjutnya, Pupuk Kaltim melakukan evaluasi sumber penyebab, kemudian melakukan perbaikan, baik langsung maupun perbaikan secara berkala dan terencana, yaitu Turn Around (TA).
Tak hanya melakukan penghematan SDA, Pupuk Kaltim juga menjaga peralatan proses produksi agar kondisi tetap baik. Caranya, menerapkan preventive dan predictive maintenance harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar penggunaan SDA dan energi bisa lebih hemat.
“Tujuannya menghemat bahan bakar fosil yang termasuk non renewable energy (tidak dapat diperbarui) dan mengurangi timbulan emisi gas CO2 sebagai gas rumah kaca (GRK) yang berpengaruh terhadap perubahan cuaca (climate change). Dengan demikian, Pupuk Kaltim turut andil dalam pengendalian kenaikan suhu pemanasan global,” papar Bagya.
Dengan menerapkan aturan yang ketat itulah, tidak mengherankan, bila Pupuk Kaltim ‘langganan’ dalam meraih penghargaan khususnya dibidang lingkungan dan energi, baik dalam negeri maupun dunia.
Sebut saja, Appreciation for Maintaining Grand Platinum dalam ajang SNI Awards 2019, yang digelar oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Perhargaan ini diberikan, karena dapat mempertahankan kualitas organisasi dan Perusahaan, juga mampu mengembangkan inovasi yang signifikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan.
Di tahun yang sama, Pupuk Kaltim meraih penghargaan tertinggi dalam kancah industri pupuk dunia. Pada ajang International Fertilizer Association (IFA) Industry Stewardship Champions, Pupuk Kaltim meraih Gold Medal, di Versailles, Prancis pada 20 November 2019.
Penghargaan ini juga menjadi kebanggan sebab pada 2016, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih sertifikat IFA Protect and Sustain.
Sedangkan di tingkat provinsi, Pupuk Kaltim juga berhasil meraih Proper Daerah peringkat Emas empat kali berturut-turut (2016-2019). Selain itu, perusahaan berhasil meraih penghargaan Industri Hijau Level 5 (tertinggi) delapan kali berturut (2012-2019) dari Kementerian Perindustrian.
“Dengan semua capaian tersebut Pupuk Kaltim telah diakui dunia internasional, produk-produk Perusahaan bukan hanya memiliki kualitas tinggi, tapi juga aman dan baik bagi konsumen serta ramah lingkungan,” tegasnya.
Melalui penghargaan itu, lanjutnya, Pupuk Kaltim mensejajarkan dirinya dengan perusahaan kelas dunia. Pupuk Kaltim memberikan service kepada pembeli dan pengguna pupuk produksi Pupuk Kaltim agar penggunaannya lebih hemat dan tidak mencemari lingkungan.
“Pupuk Kaltim juga menerapkan agro solution dalam memberikan service kepada pelanggan, melalui peralatan digital teknologi Precipalm, yaitu alat pendeteksi unsur hara tanah melalui citra satelit,” ucapnya.
teknologi Precipalm, sebagaimana yang disebutkan Bagya, hanyalah bagian kecil dari penerapan teknologi tinggi di Pupuk Kaltim. Ini disadari kemajuan teknologi tak lagi bisa dihindari dan terus berkembang pesat. Kemajuan informasi teknologi (IT), juga disandarkan atas kemudahan dalam menjalankan proses bisnis.
Dijelaskan Bagya, Pupuk Kaltim mengintegrasikan konsep Smart Supply Chain dan Smart Factory dengan menerapkan prinsip Industri 4.0. Sistem ini dijalankan berbasis pengembangan terhadap Artificial Intelligent (AI), Learning Machine, Industrial IoT , Cloud Network dan Distribute Control System (DCS).
Bahkan, Pupuk Kaltim juga telah mengimplementasikan sistem Distribution Planning Control System (DPCS). Sebuah sistem yang memonitoring dan pengendalian secara online mengenai posisi stok di Lini 1, 2, 3 dan 4 beserta atributnya (gudang, trucking, vessel, dll).
“Dengan adanya berbagai teknologi yang telah diaplikasikan perusahaan, proses bisnis dapat berlangsung secara efektif, efisien dan akurat,” ujarnya.
Di lain pihak, dalam rangka menjaga sustainability Perusahaan, Bagya memaparkan, inovasi dan pengembangan yang secara continue dilakukan oleh Perusahaan, salah satunya melalui hilirisasi produk.
Saat ini sedang dilakukan pembangunan pabrik amonium nitrat, dimana bahan baku utamanya adalah asam nitrat yang diproduksi dari amoniak. Pembangunan pabrik tersebut dilakukan oleh PT Kaltim Ammonium Nitrat (KAN) yang merupakan perusahaan patungan ( Joint Venture Company/ JVC) antara Pupuk Kaltim dengan PT Dahana.
Rencananya pembangunan pabrik di atas lahan seluas 6 hektar di kawasan industri milik PT Kaltim Industrial Estate (KIE) ini ditargetkan selesai dalam waktu 30 bulan. Total investasi pembangunan pabrik AN mencapai lebih kurang Rp 1,1 Trililun yang didapat dari kredit investasi BUMN Perbankan ekuitas masing-masing pemegang saham.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga terus melakukan pengembangan dalam rangka mendukung bisnis inti utama yaitu pupuk melalui peningkatan kapasitas produksi pupuk NPK dengan melakukan investasi NPK Blending dan NPK Compactor yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar (customer based).
“Tantangan yang dihadapi oleh Pupuk Kaltim sangatlah beragam, tidak hanya dari faktor dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Tantangan terbesar dari dalam negeri adalah menjaga ketahanan pangan di 2/3 wilayah Indonesia, meliputi Kalimantan hingga Papua,” ujarnya sambil melanjutkan,
“Jika distribusi pupuk tidak berjalan lancar, maka akan dapat menyebabkan terjadinya permasalahan nasional berupa kelangkaan pupuk di petani. Berkat kemajuan teknologi, Pupuk Kaltim berusaha menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan sistem DPCS, sehingga diharapkan pasokan pupuk dapat terjamin,” pungkasnya. (TN)