trustnews.id

Jaga Ketahanan Pangan, Bank Mandiri Berikan Kredit Mikro Produktif ke Petani Mitra PLN
Foto:istimewa

Jakarta, 29 Desember 2020 -  Bank Mandiri bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk meningkatkan perekonomian petani. Pada sinergi ini, Bank Mandiri akan memberikan kredit mikro produktif kepada para petani mitra PLN untuk mendukung elektrifikasi pompa irigasi di sektor pertanian. 

Pembiayaan tersebut menggunakan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun KUR itu akan diberikan setelah petani mengajukan permohonan kepada PLN. Pada tahap awal, potensi lahan pertanian yang akan tergarap pembiayaan ini mencapai sekitar 69 ribu hektar, di wilayah Madiun. 
 
Kesepahaman kerjasama ditandatangani oleh Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dan Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto disaksikan Pejabat Eksekutif Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah K. Indriati di Jakarta, Selasa (29/12).
 
Menurut Aquarius Rudianto, kerjasama ini merupakan bentuk kolaborasi antar BUMN dalam meningkatkan produktifitas sektor pertanian, melalui elektrifikasi pompa irigasi serta memperkuat peran sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

 "Lewat sinergi ini, Kami berharap kesejahteraan petani dan pemberdayaan SDM pertanian dapat meningkat, serta mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini tengah terdampak pandemi Covid-19 ini," ungkap Aquarius.

Dia menjelaskan, penyaluran program KUR untuk sektor pertanian menjadi salah satu prioritas Bank Mandiri mengingat sektor ini merupakan sektor produksi yang penting untuk meningkatkan produksi pangan dan menyerap tenaga kerja.

Salah satu keistimewaan program ini adalah pembiayaan ini bisa diakses oleh petani mitra PLN yang belum menjadi nasabah Bank Mandiri. Asalkan mendapat rekomendasi dari PLN, katanya.

Dengan pendekatan ini, tambah Aquarius, pihaknya optimis dapat terus meningkatkan penyaluran KUR secara optimal sesuai target. Buktinya, penyaluran KUR Bank Mandiri per November 2020 telah mencapai Rp 21,36 triliun kepada 242.948 debitur.