TrustNews.Id - Melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang adaptif harus memperhatikan sejumlah aspek penting seperti halnya perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan agar dapat menciptakan pertanian yang tangguh.
Per tanian yang tangguh mampu menahan guncangan gejolak pasar, perubahan cuaca, dan serangan hama. Selain itu juga dapat beradaptasi dan berevolusi dalam menghadapi segala kondisi serta menjaga resiliensi terhadap perubahan.
SDM pertanian juga harus inovatif agar dapat memperhatikan aspek perubahan dalam pembangunan pertanian, perubahan sistem pengetahuan dan pada hadirnya new agriculture. Sistem inovasi dalam pertanian sangat dibutuhkan oleh petani milenial untuk bisa menjangkau semua aspek dalam pertanian seperti produksi, teknologi, pasar, dan kelembagaan. SDM Pertanian juga harus lebih visioner, inovatif, open minded, optimistis dan suka dengan tantangan.
Oleh karena itu, untuk bisa mewujudkan harapan tersebut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPS-DMP) menerapkan strategi-strategi khusus untuk bisa mewujudkan kedaulatan pangan di tanah Air.
Satu di antaranya dengan melakukan optimalisasi penyuluhan dan SDM dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Strateginnya adalah dengan pengembangan dan vokasi. Langkah ini digadang-gadang bisa melahirkan SDM pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha dengan output terbentuknya job seeker dan job creator yang siap untuk terjun di dunia usaha dan dunia industri pertanian.
Di samping itu, BPPSDMP menyadari diperlukannya penguatan kelembagaaan Balai Penyuluhan Pertanian/BPP (KOSTRATANI) untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dimana Camat sebagai koordinator Kostratani di tingkat kecamatan.
Penguatan kelembagaan dilakukan dengan meningkatkan peran BPPSDMP sebagai Pusat Data dan Informasi, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Pusat Pembelajaran, Pusat Konsultasi Agribisnis, dan Pusat Pengembangan Kemitraan.
“Di samping itu juga diperlukan optimalisasi tenaga penyuluh dengan menumbuh kembangkan penyuluh pertanian swadaya di berbagai wilayah sebagai mitra penyuluh pertanian,” ungkap Kepala BPPS DMP Dr Dedy Nursyamsi kepada Trustnews belum lama ini.
Selain itu, tambahnya juga perlu memperkuat tiga pilar dan sekretariat sebagai pendukung manajemen, yaitu: Pusat Penyuluhan Pertanian memperkuat lembaga dan tenaga penyuluhan baik di pusat maupun di lapangan, menyiapkan materi serta melakukan diseminasi teknologi inovasi pertanian. Pusat Pelatihan Pertanian yang memperkuat keterampilan dan kompetensi SDM Pertanian melalui berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Unit Kerja Teknis lingkup BPPSDMP. Perlu juga bermitra dengan berbagai pihak untuk memperkaya pelatihan teknis pertanian, serta Pusat Pendidikan Pertanian memperkuat Pendidikan Vokasi.
“Pendidikan vokasi yang berorientasi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) dan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA). Selain itu, secara manajerial didukung oleh Sekretariat Badan PPSDMP mendukung pemantapan reformasi dan birokrasi,” tambahnya. Saat ini BPPSDMP juga gencar melakukan upaya dalam mendorong lahirnya SDM pertanian di tengah masyarakat urban (perkotaan). Langkahnya, melalui pengawalan program urban farming.
“Urban Farming atau pertanian perkotaan bisa menjadi alternatif ketahanan pangan di masa pandemik. Keterbatasan selama pandemi menyebabkan semua orang berpikir untuk keluar dari masalah terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan,” tambahnya.
Upaya konkretnya dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang masih tersisa, berkebun di rumah merupakan solusi metode pertanian kota dengan konsep berkebun di lahan yang terbatas. Strategi utama yang perlu diterapkan adalah meningkatkan pendekatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam program per- tanian perkotaan melalui, Pertama, inisiasi program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) antara Pusdiktan bekerja sama dengan Polbangtan, PEPI, SMKPP, SMKPP binaan, Perguruan Tinggi Mitra, dan Politeknik Negeri Mitra.
Kedua, penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB) yang difokuskan bidang pertanian bagi pemuda tani. Ketiga, pelibatan mahasiswa/alumni/pemuda tani untuk mengintensifkan pendampingan/ pengawalan program Kementerian Pertanian. Keempat, pelatihan dan magang bagi pemuda tani di bidang pertanian. Kelima, optimalisasi penyuluh untuk mendorong dan menumbuh kembangkan pemuda tani.
(tn/san)