Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Perekonomian dan Maritim menggelar acara tatap muka dengan 200 nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/5/). Acara bertajuk "Nelayan Go Online" merupakan rangkaian edukasi untuk meningkatkan pengetahuan para nelayan nusantara yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para nelayan.
Menurut Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, dengan penggunaan teknologi digital, para nelayan bisa menjalankan aktivitasnya dengan lebih efisien, lebih hemat biaya, dan mendapatkan lokasi penangkapan yang lebih pasti.
"Dengan teknologi komunikasi online, nelayan tradisional tidak lagi mencari ikan, melainkan menangkap ikan," ujarnya yang dalam acara tersebut menggandeng Galang Kemajuan (GK) Ladies Foundation dan penyedia layanan komunikasi nasional, yang mengembangkan aplikasi berbasis Android bernama "Laut Nusantara".
Lebih lanjut Septriana Tangkary menjelaskan, optimalisasi hasil tangkapan akan membantu meningkatkan perekonomian nelayan. Kegiatan edukasi ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk terus memperbaiki kehidupan nelayan nusantara. Sesuai jargon yang dicanangkan pemerintah "Laut Nusantara untuk Indonesia".
Sementara Kepala Project Inovasi Sosial XL Axiata Siti Siswandari mengatakan, perusahaannya bekerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan aplikasi Laut Nusantara, untuk kepentingan laut masa depan bangsa. Aplikasi ini diluncurkan sejak 10 Oktober 2018 dan secara bertahap disosialisasikan kepada para nelayan nusantara.
Menurutnya, aplikasi ini berisi berbagai macam fitur yang memudahkan aktivitas nelayan tradisional dalam mencari ikan di lautan. Terdapat enam fitur utama di dalam aplikasi ini, Pesisir, Perairan, Laut Lepas, Kelautan, Hitung BBM, dan Tangkapan.
Dalam fitur Pesisir, pengguna dapat mengetahui di mana saja posisi ikan yang potensial untuk ditangkap. Titik-titik lokasi itu digambarkan dengan checkpoint bergambar ikan.Kemudian, pengguna dapat mengetahui kecepatan angin dan tinggi gelombang dengan membuka fitur Kelautan.
"Informasi-informasi dalam aplikasi ini 80% real time dalam membaca pergerakan ikan, dan akan terus dikembangkan untuk mempermudah aktivitas para nelayan," kata Siti Siswandari.
Siti Siswandari melanjutkan, nelayan juga bisa lebih hemat dalam biaya operasi dengan adanya fitur Hitung BBM yang memungkinkan nelayan mengetahui seberapa banyak bahan bakar yang diperlukan untuk melakukan pelayaran dengan jenis mesin, kecepatan, dan jarak tertentu.
"Adapun fitur Tangkapan Nelayan menunjukkan harga berbagai jenis ikan hasil tangkapan di berbagai pelabuhan," ujarnya.
Adapun GK Ladies Foundation (GKL) yang diketua Lana T Koentjoro menggelar acara ini sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat nelayan agar dapat meningkatkan daya beli dan perekono￾miannya. Sebagai organisasi sosial yang Dengan teknologi komunikasi on line, nelayan tradisional tidak lagi mencari ikan, melainkan menangkap ikan berisi para relawan dari berbagai bidang, GKL aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan di ranah pendidikan, perekonomian, budaya, perempuan dan anak serta perlindungan hukum.
"Para relawan GKL tersebar di 20 Provinsi di Indonesia dan di lima negara. Selain rutin mengadakan kegiatan edukasi untuk masyarakat, kami menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan program Nawa Cita dan hasil-hasil kerja yang dilakukan pemerintah," ujar Lana T Koentjoro.
Edukasi Nelayan Go Online dihadiri wakil nelayan dari tujuh kelompok koperasi nelayan di Jakarta Utara, yakni Koperasi Nelayan Sepakat Mandiri, Koperasi Nelayan Kalibaru Timur, Koperasi Nelayan Marunda Makmur, Koperasi Nelayan Nusantara Biru, Koperasi Nelayan Sumber Laut Mandiri, Koperasi Nelayan Raja Baca, dan Koperasi Nelayan Bagan Apung Angin Mamiri Bahari.
Abdul Manan, salah satu nelayan tertua yang sudah lebih dari 40 tahun melaut ikut bersemangat mempelajari aplikasi Laut Nusantara. "Walaupun sudah tua, saya mau belajar, agar tidak kalah dengan teman-teman muda," ungkap Abdul Manan. (TN)
Baca Juga :