trustnews.id

Kadin Jateng Optimis Ekonomi Jateng Kuat, Asalkan

TRUSTNEWS.ID,. - Kamar Dagang Industri (Kadin) Jawa Tengah (Jateng) optimis bahwa pelaku usaha bisa melewati isu ancaman resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. Isu resesi justru menjadi pemantik semangat pelaku usaha untuk tumbuh dan bangkit. 

Hal itu dikemukakan Harry Nuryanto Soediro, Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, dengan membeberkan bukti bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada 2023 akan tetap kuat di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (year on year). 

Pertumbuhan ekonomi Jateng ini didorong peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24 persen. Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari LU transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan. 

Peningkatan LU transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan tersebut juga tercermin pada kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang mencapai 11,70%, lebih tinggi dari 2021 (5,81%). 

"Kami optimis pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2023 masih relatif baik dan bisa mencapai 5,3% seperti yang ditargetkan pemerintah," ujar Harry Nuryanto Soediro menjawab TrustNews. 

"Di tengah ketidakpastian dan melambatnya laju perekonomian global serta maraknya isu-isu inflasi, namun dari beberapa indikator ekonomi dan kesejahteraan masih menunjukkan kinerja yang baik dan positif. Sebagai contoh tingkat kemiskinan di Jawa Tengah turun 0,27 persen (yoy) pada September 2022, tingkat pengganguran turun 0,38 persen (yoy), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2022 naik 0,63 poin menjadi 72,79 poin," paparnya.

Meski optimis, Harry menggarisbawahi perlu langkah nyata ke depan untuk menciptakan sinergi yang kuat antara pemerintah dan dunia usaha dalam upaya mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama, menjaga iklim investasi dan menciptakan kebijakan yang inovatif agar kinerja pemulihan ekonomi dapat berkesinambungan secara massif dan efektif. 

“Hal pertama yang perlu disikapi dalam menghadapi dinamika perekonomian global maupun kondisi perekonomian dalam negeri saat ini adalah, bahwa perlunya kita secara bersama-sama, berkolaborasi menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi dan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi," ujarnya. 

Untuk bisa berkolaborasi, lanjutnya, memerlukan koordinasi kebijakan dari pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah bersama dunia usaha. Diharapkan dengan adanya kebijakan yang proaktif dan antisipatif dalam mengambil langkah yang cermat dan tepat dapat memitigasi dampak inflasi global dan resiko inflasi dalam negeri.

Salah satu potensi sumber daya produktif Jawa Tengah yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional adalah dari sektor Industri. Peran strategis industri Jawa Tengah khususnya industri pengolahan dalam menarik investasi dan meningkatkan ekspor dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi di setiap tahunnya. 

"Saya kira yang perlu kita fokuskan saat ini adalah memperkuat daya saing melalui transformasi teknologi di sektor industri Jawa Tengah agar dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional," jelasnya. 

Sebagaimana diketahui, isu resesi global mengemuka setalah Bank Dunia dalam laporannya yang berjudul “Is a Global Recession Imminent?” memprediksi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang. Prediksi tersebut, terasa semakin nyata dengan beberapa indikasi. 

Satu di antaranya, bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga acuan sejak semester kedua tahun 2022, seperti Bank of England dan the Federal Reserve (The Fed). Tekanan inflasi di negara Barat dan AS membuat bank sentral terus menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi. 

Merespons hal tersebut, Bank Indonesia ikut menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% pada bulan November 2022. Kenaikan suku bunga acuan secara bersamaan yang dilakukan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global.

"Dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini, hal yang menjadi kunci dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi adalah melalui penguatan sinergi dan inovasi kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi," ujarnya. 

"Kadin Jawa Tengah secara konsisten berkomitmen melalui kolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan dan stakeholder terus memberikan dorongan dan semangat melalui berbagai kegiatan yang berfokus pengembangan 2 hal, yaitu pengembangan kapasitas SDM dan pengembangan kapasitas usaha khususnya pada sektor UMKM sebagai ujung tombak perekonomian di Jawa Tengah," pungkasnya.