TRUSTNEWS.ID,. - Situasi positif ini pun merambat hingga ke tahun 2023. Angka inflasinya pun relatif terkendali, bertengger di kisaran angka 2,17 %. Kekuatan komoditas 9 bahan pokok pun bisa dipertahankan dengan baik. Tinggal bagaimana masyarakat menjaga stok bahan pangan tersebut, termasuk masalah pendistribusian pangan.
Soal beras, kalaupun secara nasional menjadi perhatian khusus, tidak demikian halnya dengan di Jawa Tengah. Produksi beras tetap berjalan stabil, meskipun hingga saat ini, kekeringan masaih melanda sejumlah wilayah. “Kalau dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi, untuk Jawa Tengah ada peningkatan sedikit di atas rata-rata nasional, yakni mencapai 5,23. Sering dengan itu pertumbuhan ekonomi cukup menguat terutama di tinjau dari sisi investasi,” tandas Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko kepada Trustnews.
Untuk konsumsi rumah tangga, peningkatan ditunjang saat periode di Bulan Puasa dan Idul Fitri kemudian libur sekolah dan pasca pelonggaran PPKM. Selain itu, sejumlah kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia seperti relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), loan to value (LTV) properti dan kendaraan bermotor, serta Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), juga turut menjaga perbaikan konsumsi.
Terkait ekspor luar negeri dari Jateng, per bulan September mencapai US$ 787,03 juta atau turun 11,15%. Untuk ekspor non migas Jawa Tengah tumbuh sebesar 97,64% (yoy) yang termoderasi atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya, 30,37 (yoy). Moderasi ekspor non migas disebabkan oleh penurunan ekspor produk kayu dan furnitur akibat kendala sertifikat ecolabel Forest Stewardship Council (FSC), dan penurunan permintaan negara mitra dagang terutama Amerika Serikat. Sementara itu, impor luar negeri Jawa Tengah per September sebesar US$ 1.414,29 juta atau naik 13,94%.