TRUSTNEWS.ID,. – Di tengah euforia masa pemilihan umum Presiden dan Legislatif pada tahun ini, investor kerap mempertanyakan potensi perubahan kebijakan efek terpilihnya salah satu kandidat yang dapat mempengaruhi bisnis ke depan, khususnya pada emiten di pasar modal.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana strategi yang perlu dipersiapkan oleh investor pasca Pemilu 2024. Hanif Mantiq, Direktur Utama, PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM), mengatakan, sentimen terhadap pasar modal tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari global. "Potret ekonomi kita (Indonesia) dalam 5 tahun terakhur sejauh ini sangat dipengaruhi oleh global.
Pertama, Covid-19 membuat capital market turun. Kedua, digitalisasi yang mengubah kebiasaan bekerja dan bertransaksi. Ketiga, konflik Ukraina-Rusia hingga konflik Israel-Hamas yang tak kunjung berhenti bahkan cenderung meluas, tentunya berdampak pada iklim perekonomian dunia,” ujarnya. Hanif menambahkan, dampak Covid-19 tidak terbatas pada gangguan rantai pasok karena penutupan sejumlah negara.
Namun, meskipun pandemi mulai mereda, pemulihan rantai pasok menghadapi tantangan tambahan karena beberapa perusahaan pengiriman memutuskan untuk menghentikan operasinya. Efek domino terhadap harga telah mengakibatkan kenaikan biaya rantai pasok yang kemudian memicu penijngkatann inflasi dan kenaikan harga secara umum. Ditambah lagi kebijakan Amerika Serikat dalam mencetak uang telah berkontribusi pada inflasi global, menghasilkan peningkatan suku bunga sebesar 5,5 %.
Dengan demikian jika kita meninjau lima tahu terakhir yang terpengaruh oleh dinamika global, timbul sebuah pertanyaaan tentang bagaimana gambaran ekonomi Indonesia setelah Pemilu 2024. Dalam kesempatan tertentu, Prabowo Subianto, Calon Presiden terpilih berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi berpotensi mencapai angka 8% dalam periode lima tahun mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, maka kemungkinan akan ada peningkatan signifikan dalam belanja pemerintah, mencapai ratusan triliun. Pendekatannya mungkin akan berbeda dengan era Sri Mulyani ketika memegang jabatan sebagai Menteri Keuangan. Di mana dia tidak memperbolehkan difisit melebihi 2,5%.
Namun di lain sisi, pengeluaran besarbesaran dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi dan memperkuat pasar modal meskipun terdapat resiko kredit yang meningkat dan potensi lonjakan utang akibat pengelolaan defisit yang lebih longgar. “Kami sebagai pelaku pasar tentunya memandang bahwa setiap kebijakan memiliki dampak positif maupun negatifnya masing-masing,” ujarnya.
Meskipun dihadapkan pada dinamika politik dan ekonomi yang berubah-ubah, STAR AM tetap berkomitmen pada tujuan utamanya, yaitu meningkatkan jumlah investor. Ini dicapai melalui ekspansi jangkauan distribusi, baik melalui kemitraan strategis dengan berbagai institusi keuangan ternama maupun melalui pengembangan platform-platform investasi online. "Harapan kami, STAR AM dapat terus berkembang menuju 10 perusahaan Manajer Investasi terbesar di Indonesia dengan mengedepankan pelayanan terbaik bagi seluruh segmen nasabah, produk yang inovatif dan perluasan jalur distribusi produk kami." ujarnya.
Dia tak memungkiri, berkembangnya teknologi memudahkan masyarakat mengakses produk-produk keuangan secara digital. Teknologi juga bisa membuat masyarakat membeli produk investasi, seperti reksadana.
"STAR AM berhasil mendorong pertumbuhan dana kelolaan Rp2 triliun menjadi Rp16 triliun dan pada tahun 2024 menargetkan pertumbuhan dana kelolaan Rp7 trilun dengan 50 ribu investor baru," ungkapnya.
"Selain itu STAR AM mendorong upaya peningkatan kesadaran investasi masyarakat Indonesia sehingga 1 Keluarga punya 1 Reksa Dana. Langkah ini bisa dilakukan lewat transformasi digitalisasi," pungkasnya.