trustnews.id

Kemnaker Optimalkan Manfaat Bagi Pekerja Dan Pengusaha

TRUSTNEWS.ID,. - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan bahwa Indonesia terus memperkuat kerja sama ketenagakerjaan dengan Swiss di berbagai aspek. Hal tersebut disampaikan Menaker saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Swiss untuk Indonesia Olivier Zehnder di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) beberapa waktu lalu.

"Dalam pertemuan ini kami saling bertukar pandangan dan masukan terkait kerja sama di bidang ketenagakerjaan antar kedua negara yang telah terjalin selama ini," kata Menaker Ida Fauziyah. Kerja sama Indonesia dan Swiss sudah terjalin baik sejak lama.

Kerjasama tersebut bisa dilihat pada MoU regarding Cooperation on Labour and Employment Issues yang ditandatangani pada tahun 18 Juni 2019. Kemudian pada 30 November 2021, Agreement on Exchange of Young Professional (AEYP).

"Kedua MoU tersebut secara prinsip sudah berjalan, terutama untuk MoU regarding Cooperation on Labour and Employment Issues, itu sudah terimplementasi dengan adanya Joint Working Group (JWG) yang bersifat resiprokal," katanya.

Melalui MoU regarding Cooperation on Labour and Employment Issues, telah terlaksana 3 kali JWG yang dilaksanakan secara bergantian antara Indonesia dan Swiss. Adapun JWG ke-4 akan dilaksanakan tahun ini di Indonesia. "Tindak lanjut kerangka kerja sama ini cukup konkrit karena memberikan ruang bagi perwakilan tripartit untuk berdiskusi dan berbagi informasi terkait isu-isu ketenagakerjaan. Sehingga memudahkan pihak Pemerintah dalam memberikan konklusi yang lebih komprehensif," jelasnya.

Menaker pun mengatakan bahwa MoU ini akan segera berakhir dan layak untuk diperpanjang. Diharapkan nantinya MoU Perpanjangan dapat mencakup hal-hal konkrit yang mudah untuk diimplementasi dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara.

"Kedua negara memandang bahwa MoU begitu penting bagi kedua negara, sehingga diharapkan MoU tersebut dapat segera diperbarui mengingat MoU tersebut akan berakhir pada tahun ini," katanya.

Adapun untuk kesepakatan AEYP merupakan bagian dari tindak lanjut Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA). Hanya saja hingga saat ini kerja sama ini masih menghadapi beberapa tantangan dalam implementasinya.

"Perlu pencermatan lagi untuk efektivitas implementasinya terkait dengan pelaksanaan dari AEYP tersebut, karena ada great potential for young generation antara pihak Swiss maupun Indonesia," katanya.

Kesepakatan Penting Indonesia-Swiss

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemnaker) Anwar Sanusi mengadakan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Negara untuk Urusan Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Swiss, Boris Zürcher, di Jenewa pada minggu pertama bulan Juni 2024.

Pertemuan bilateral itu menghasilkan beberapa kesepakatan penting. Yaitu, Indonesia dan Swiss berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan yang memberikan banyak manfaat bagi pekerja dan pengusaha pada kedua negara.

Salah satu fokus utama dalam pertemuan itu membahas isu Transisi Adil (Just Transition) untuk memastikan pekerja dan pengusaha tidak terdampak negatif oleh perubahan ekonomi. "Kami berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung transisi ekonomi yang adil dan berkelanjutan, sambil meminimalkan dampak negatif pada pekerja dan pengusaha," kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi.

Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, perlindungan sosial yang lebih baik, dan lingkungan bisnis yang sehat.

Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas persiapan untuk pertemuan Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group) Indonesia-Swiss. Joint Working Group ini direncanakan diadakan di Labuan Bajo, Indonesia, pada November 2024. Joint Working Group atau JWG merupakan dialog antara Indonesia dan Swiss yang dilaksanakan setiap tahun. Kelompok Kerja Bersama ini melibatkan unsur tripartite. Yaitu pekerja, pengusaha, dan pemerintah masing-masing negara.

"Pertemuan ini penting untuk meninjau kemajuan dan menetapkan tujuan baru dalam kerja sama kita," kata Anwar Sanusi.

Kemudian, pertemuan itu membahas perpanjangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Swiss. MoU ini telah menjadi kerangka kerja yang penting untuk berbagai inisiatif bersama. "Dengan memperpanjang MoU, kita dapat terus membangun capaian yang sudah ada dan mengeksplorasi area kerja sama baru yang menguntungkan kedua negara," katanya.

Program kerja sama pengembangan Better Work dari ILO yang telah meningkatkan kondisi kerja di Indonesia juga mendapat sorotan dalam pertemuan ini. "Program Better Work ILO telah membawa dampak positif yang signifikan bagi kondisi kerja di Indonesia. Kami sangat menghargai dukungan dan kerja sama dari pihak Swiss," kata Anwar.

Pembahasan terakhir dalam pertemuan Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dengan Boris Zürcher adalah Perjanjian Pertukaran Tenaga Kerja Muda (AEYP) untuk meningkatkan partisipasi pekerja muda Indonesia di Swiss melalui dialog konstruktif.

"Kami berharap pertemuan dengan Sekretaris Negara untuk Urusan Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Swiss, Boris Zürcher meningkatkan partisipasi pekerja muda Indonesia di Swiss melalui dialog konstruktif dan kerja sama yang erat," katanya.