TRUSTNEWS.ID,. — Setelah dua tahun intensif melakukan transformasi proses bisnis perusahaan, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney sebagai Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata mencatatkan hasil positif yang signifikan. Tahun 2023 menjadi momentum kebangkitan sektor aviasi dan pariwisata, yang sebelumnya menghadapi tantangan berat.
Pada tahun 2023, InJourney berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, sebuah lonjakan luar biasa sebesar 211% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat rugi sebesar Rp993 miliar. Prestasi ini menandai perubahan drastis dan menjadi indikasi kesuksesan dari upaya transformasi yang dilakukan.
Pendapatan usaha InJourney juga mengalami lonjakan signifikan, mencapai Rp23,347 triliun, yang melesat 47% dari Rp15,855 triliun di tahun 2022. Kenaikan ini mengindikasikan bahwa strategi-strategi yang diterapkan, termasuk optimalisasi proses operasional, investasi dalam teknologi, serta peningkatan kualitas layanan, berhasil membuahkan hasil.
Maya Watono, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, mengatakan, dalam dua tahun terakhir inJourney berfokus melakukan transformasi di enam sub bagian yaitu InJourney Airport, InJourney Aviation service yang menaungi pelayanan di bandara
Indonesia, InJourney Destination Management yang menaungi destinasi wisata di Indonesia, InJourney Tourism Development Corporation, InJourney Hospitality, dan InJourney Retail yang dikelolanya. “Dalam upaya transformasi perusahaan, InJourney mengambil beberapa Langkah strategis. Ini terkait upaya kita memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen,” ujar Maya Watono kepada TrustNews.
Beberapa langkah strategis yang dikemukakan Maya, misalnya, di sub bagian InJourney Airport (PT Angkasa Pura Indonesia) melakukan penggabungan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Hasil penggabungan ini, maka inJourney Airport akan mengelola 37 bandara dengan trafik penumpang mencapai 172 juta pertahunnya. Ini artinya, InJourney Airport mencatatkan diri sebagai sebagai pengelola bandara terbesar ke-5 di dunia dengan 37 bandara di seluruh Indonesia yang diestimasikan dapat melayani 550-700 juta penumpang per tahun 2045.
“Penggabungan ini mencakup pengelompokan layanan dalam empat pilar utama yang akan mendefinisikan ulang operasional Angkasa Pura Indonesia, yakni ground handling, hospitality, cargo dan logistik dan fasilitas operasional,” ungkapnya.
Sementara InJourney Tourism Development Corporations (ITDC), transformasi berfokus pada revitalisasi dan pengembangan tiga destinasi utama: Nusa Dua, Mandalika, dan Labuan Bajo. Diurainya, Nusa Dua sedang mengalami revitalisasi besar-besaran untuk memperkuat posisinya sebagai tujuan pariwisata premium.
Upaya ini meliputi pembaruan infrastruktur, peningkatan fasilitas, dan penambahan atraksi yang akan menarik lebih banyak wisatawan internasional. Sedangkan Mandalika, difokuskan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia dengan meningkatkan fasilitas dan aksesibilitas, serta mempromosikan potensi alam dan budaya lokal.
Adapun Labuan Bajo, sedang dikembangkan untuk memperkuat daya tariknya sebagai destinasi wisata bahari. Pengembangan ini melibatkan perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan, dan promosi keberagaman hayati serta keindahan alam yang ditawarkan oleh wilayah tersebut.
“Dengan langkah-langkah strategis ini, ITDC bertujuan untuk meningkatkan daya Tarik dan kualitas destinasi pariwisata Indonesia, sehingga dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Dari sisi destinasi, InJourney Destination Management atau PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC), dalam rangka memperkuat pengelolaan destinasi wisata dan mendukung UMKM, berfokus menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia sambil meningkatkan kualitas dan daya tarik destinasi tersebut.
Adapun PT Sarinah, berperan dalam mengelola dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor ritel, menyediakan platform dan fasilitas untuk membantu mereka berkembang. Sedangkan InJourney Hospitality atau PT Hotel Indonesia Natour (HIN), melakukan konsolidasi dan pengelolaan 120 hotel secara lebih terpusat dengan tujuan meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan di seluruh hotel yang terlibat. (TN)