trustnews.id

Eiger: Dari Puncak Gunung Merambah Gaya Hidup Kasual
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Eiger, brand yang satu ini sudah berusia 35 tahun, guys. Didirikan pada tahun 1989, dan sampai sekarang masih eksis menemani jiwa para adventurer. Kalau dulu Eiger identik dengan aktivitas berat seperti mendaki gunung atau jelajah alam. Dalam dunia yang menguji adrenalin itu, Eiger perlahan melakukan canggaan dalam cara orang berpikir tentang petualangan.

Pada masa-masa awal, Eiger selalu identik dengan kegiatan petualangan yang penuh tantangan mendaki gunung, menjelajah alam liar, dan menghadapi adrenalin tinggi. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, pola perilaku masyarakat mulai berubah.

Kegiatan luar ruang yang sebelumnya hanya disukai oleh segelintir orang, kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup banyak orang, dari berbagai usia. Shulhan Syamsur Rijal, Public Relations Eiger Adventure, mengatakan, tiga perubahan besar yang terjadi pasca pandemi melibatkan kecenderungan baru masyarakat: pertama, semakin banyak orang yang lebih memilih hiburan di luar ruang, seperti konser-konser outdoor. Kedua, camping, baik itu glamping atau camping tradisional, menjadi kegiatan populer; dan ketiga, road trip atau perjalanan jauh dengan kendaraan pribadi menjadi pilihan utama.

Dengan semakin tingginya minat terhadap aktivitas luar ruang ini, Eiger pun merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang semakin beragam. "Kami melihat adanya perubahan besar dalam perilaku masyarakat setelah pandemi. Aktivitas luar ruang, seperti konser outdoor, camping, dan road trip, kini bukan lagi sekadar hobi, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Ini adalah momen yang tepat bagi Eiger untuk terus berinovasi dan menawarkan produk-produk yang mendukung gaya hidup tersebut," ujar Shulhan Syamsur Rijal kepada TrustNews.

Eiger, lanjutnya, memahami bahwa saat ini, outdoor bukan hanya soal mendaki gunung atau kegiatan ekstrem lainnya. Gaya hidup outdoor telah merambah ke aktivitas keseharian. Oleh karena itu, Eiger memperbarui lini produknya agar bisa mendukung gaya hidup ini.

Salah satu contoh inovasi terbaru adalah sajadah portable yang dapat digunakan untuk beribadah saat hiking, serta pakaian sehari-hari yang nyaman namun tetap bergaya. Semua produk ini mendukung kegiatan luar ruang, baik untuk perjalanan panjang atau sekadar aktivitas ringan sehari-hari.

"Dari Eiger Woman untuk segmen lifestyle hingga produk untuk anak-anak, desain, fungsi, dan kegunaan setiap produk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern yang aktif," jelasnya.

Eiger pun, lanjutnya, menghadirkan koleksi baru yang lebih segar dan bergaya, menggabungkan fungsi dan desain untuk mendukung gaya hidup aktif di luar rumah. Dengan tagline "Tropical Adventure," Eiger terus mengingatkan bahwa petualangan sejati selalu dimulai di luar rumah.

Bukan hanya untuk para pendaki gunung, "Eiger kini hadir untuk segala jenis aktivitas luar ruang, dari yang ringan hingga yang lebih intens. Pergeseran segmen ini tidak mengurangi identitas asli Eiger, melainkan menambah warna baru, menjadikan Eiger sebagai merek yang dapat menemani perjalanan setiap orang dalam merayakan kebebasan dan keindahan dunia luar," urainya.

Dalam era di mana gaya visual menjadi raja, banyak pendaki dan pencinta alam lebih mementingkan penampilan dibanding keselamatan. Brand yang terkenal karena komitmennya terhadap keselamatan dan fungsi produk. "Nomor satu buat kami itu bukan desain, bukan gaya, tapi safetynya," ujarnya.

"Tren sekarang, yang penting tampil keren. Tapi alam itu mengundang sekaligus mengandung bahaya. Unsur safety tetap harus nomor satu, meski cuma camping di pinggir hutan Lembang," tegas Shulhan.

Dengan lebih dari 2,2 juta pengikut di Instagram, Eiger melihat komunitas sebagai fondasi utama kesuksesannya. Dalam menjaga hubungan ini, Eiger tak hanya menghadirkan produk berkualitas, tetapi juga menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi dan event komunitas yang menyatukan semangat petualang di seluruh Indonesia.

"Eiger besar gara-gara menyerap energi dari komunitas. Kami menyebut mereka Eigerian. Komunikasi dengan mereka harus terus dijaga," pungkasnya.