trustnews.id

Perumda Tirtawening Kota Bandung Menjaga Komitmen Agar Pelanggan Selalu Tersenyum Puas
Sonny Salimi, Direktur Utama Perumda Tir- tawening Kota Bandung

Sukses di mata Sonny Salimi nggak muluk-muluk. Punya gedung usaha yang mewah dan luas, ternyata bukan tujuan esensial Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung tersebut.

Baginya, yang paling penting dalam mengendalikan bisnis adalah bagaimana menjaga komitmen untuk tetap meningkatkan produksi dengan baik agar melahirkan senyum kepuasan pelanggan. Kalau konsumen mengaku puas, otomatis owner atau atasan akan memberikan penilaian terbaik, sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja yang dilakukan. Begitu kira-kira alur pikiran sederhana Sonny.

Maka dari itu, dia dan jajarannya, terus berupaya menjaga ritme kualitas produk air minum di Kota Bandung untuk dapat terjaga dengan baik dan optimal. “Mau pandemi atau tidak, kita harus tetap bisa menjaga komitmen sehingga tetap memproduksi air yang layak untuk didistribusikan,” terang Sonny kepada Trustnews meyakinkan.

Lalu bagaima kita menjaga supaya kualitas air tetap layak untuk didistribusikan kepada masyarakat? Sonny menjawab enteng. Tinggal mengacu dan berpedoman pada regulasi yang ada atau sudah ditetapkan. Selain itu, juga berpijak pada persyaratan kualitas air produksi.

Dalam menjaga kualitas air sebelum diproduksi Sonny dan seluruh insan Tirtawening rutin mengambil sampel dan meneliti produksi air yang didistribusikan ke masyarakat sesuai persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

Namun demikian, di tengah situasi pandemi COVID 19, pekerjaan ekstra harus dilakukan agar kualitas produk tetap optimal. Untuk ini, segudang prioritas juga tengah disiapkan sebagai langkah antisipatif.

Pembatasan-pembatasan yang diberlakukan pemerintah yang cukup ketat akhir-akhir ini, diakui Sonny sangat berpengaruh bagi suplai air ke beberapa wilayah. Satu hal yang patut disyukuri, di tengah keadaan yang memperhatinkan ini, terutama anjloknya pemasukan, pengiriman air Tirtawening masih dapat beroperasi dengan baik. Tentu hal ini tidak terjadi sekajap begitu saja. Semuanya melalui proses penataan ulang biaya agar tetap bisa beroperasi maksimal.

Efisiensi pun semakin dipertajam. Bahkan harus ada jurus ekstra keras untuk bisa melahirkan efisisensi yang tepat sasaran agar operasi tetap jalan terus dengan baik. “Jika situasi ini tidak dijaga dengan baik, tentu akan berdampak luas,” ujar pria berusia 49 tahun tersebut.

Perusahaan tidak beroperasi berarti suplai air bersih ke rumah sakit bakal mandeg. Begitu pula aliran air dalam memenuhi berbagai jenis kebutuhan masyarakat, kalau tidak diatur dengan baik pasti akan menimbulkan masalah besar di tengah pandemi. Air merupakan salah satu kebu tuhan vital di tengah mewabahnya COVID 19.

“Orang masuk rumah sakit kan harus mandi guna menekan penyebaran atau infeksi dari virus. Harus banyak mencuci tangan, dan sebagainya guna mencegah terjadinya infeksi termasuk penyebaran virus corona. Coba bayangkan kalau perusahaan air berhenti pasti akan menambah jumlah penyebaran COVID 19,” tambahnya.

Diakui Sonny terbatasnya interaksi, pergerakan dan pertumbuhan akibat kebijakan atas Pandemi membuat Tirtawening terkendala dalam mencapai target yang ditentukan. Namun demikian saat ini upaya yang digalakkan adalah fokus mempertahankan kondisi awal. Jangan sampai pembatasan ini memperburuk kinerja pelayanan.

Sejauh ini Sonny dan jajarannya belum berani untuk mengembangkan produksi. Posisinya seperti buah simalakama. Apabila dilakukan, pasti akan terkendala dengan regulasi atau aturan terkait. Selain itu, juga akan terkendala kemampuan masyarakat untuk membayar tagihan. Banyaknya masyarakat yang terpapar pada sisi finansial otomatis juga akan berpengaruh pada daya belinya.