TRSUTNEWS.ID - Jeli dalam menangkap peluang dengan menawarkan sesuatu yang baru seiring perilaku konsumen yang berubah di masa pandemi, yaitu wisata olahraga (sport tourism).
Sebagai negara dengan bentang alam yang indah dan beraneka ragam, seharusnya model pariwisata olahraga ini menjadi andalan utama pariwisata kita. Sebab secara faktor sumber daya alam saja, Indonesia terbukti mempunyai potensi mumpuni dengan kualitas yang sangat tinggi.
Dari area laut atau pantai misalnya, terdapat banyak potensi pariwisata olahraga yang bisa dilangsungkan. Contohnya seperti yang sudah berlangsung di taman laut Bunaken, Sulawesi Utara; wisata keindahan gugusan pulau di Raja Ampat, hingga menawannya pantai-pantai sepanjang Jawa hingga Bali, dan masih banyak lainnya untuk dimaksimalkan.
Ditambah lagi, wisata daerah pegunungan yang juga tersedia di Indonesia. Berjejernya sederetan gunung menjulang sepanjang Sabang sampai Merauke, secara gamblang menyiratkan suatu keeksotisan alam dari negeri ini, yang akan sangat berguna untuk sektor pariwisata olahraga. Contohnya dengan hiking ke puncak puncak gunung, ajang mountain trail running yang bisa dihelat, hingga olahraga aerial yang bisa dilakukan dari dataran tinggi.
Ari Respati, Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), mengatakan, pandemic Covid-19 memukul semua sektor industri, termasuk pariwisata yang tengah didorong oleh pemerintah. Termasuk program 5 Destinasi Super Prioritas.
Data BPS menunjukkan penurunan jumlah wisatawan yang sangat signifikan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah wisatawan mancanegara turun sebesar 75,03 persen.
"Kebijakan penutupan sejumlah negara untuk membatasi pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain saat pandemic Covid-19 membuat dunia pariwisata terpukul. Hanya saja pandemi juga menyadarkan kita akan kekuatan pasar domestik yang selama ini terabaikan karena lebih menargetkan kedatangan wisatawan mancanegara," ujar Ari Respati menjawab TrustNews.
Data BPS mengungkap, ada 603,2 juta perjalanan wisatawan nusantara alias turis lokal sepanjang 2021. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang sebanyak 14,95% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 524,57 juta perjalanan.
Sementara, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, juga mencatat kunjungan turis ke Pulau Bali meningkat pada bulan Juli 2022. Bahkan kedatangan wisatawan domestik (wisdom) sudah mendekati kondisi sebelum pandemi Covid-19 atau waktu normal. Kunjungan wisatawan domestik rata-rata 28 ribu per hari pada Juli 2022. Sebelum Pandemi Covid-19 rata-ratanya sekitar 30 ribu per hari.
"Di masa pandemi banyak hal baik yang terjadi apa itu yaitu kekuatan pasar domestik yang lebih mengarah pada perubahan pola perilaku hidup sehat. Jadi tidak sekedar pariwisata belaka, tapi pariwisata olahraga atau sport tourism," ujarnya. "ITDC tugasnya pengembang dan pengelola destinasi pariwisata di Indonesia dan kita banyak mengembangkan destinasi wisata baru di Indonesia. Salah salah yang sebenarnya sangat menarik adalah adalah pertumbuhan sport tourism,” paparnya.
Sebagai informasi, sport tourism merupakan tren pariwisata baru yang memiliki pasar cukup besar. Potensi pertumbuhan sport tourism diperkirakan bisa mencapai hampir Rp18,790 triliun sampai dengan tahun 2024.
"Covid-19 menyebabkan ekosistem komunitas makin kuat, sepedaan bareng jadi trending. Jogging bareng jadi trending, kita berpikir ini kesempatan buat ITDC yang mengambangkan destinasi digital seperti fasilitas sirkuit di Kawasan Mandalika," ujarnya.
"Kita bangun sistem perencanaan sport tourism dengan serius melihat respon yang tinggi bisa menyumbang terbesar targetnya kembali families kemudian ada meeting. Karena mereka tidak dating sendiri tapi per grup dan menginap minimal 3 malam. Mereka sepedaan atau jogging lalu istirahat di warung-warung tentu menciptakan ekonomi baru di masyarakat. Ini akan memberikan stimulus ekonomi yang cukup besar," pungkasnya.
(tn/san)