trustnews.id

Sarulla Operations LTD (SOL) Perlu Implementasi Jitu Untuk Kembangkan Potensi Panas Bumi Di Indonesia
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Indonesia memiliki sumber daya energi panas bumi yang melimpah. Potensi panas buminya mencapai 23 Giga Watt (GW) dan potensi cadangannya lebih dari 40% total cadangan di dunia. Dengan kisaran angka ini tentu sangat menjanjikan dalam bisnis, terutama untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik continuous base load dalam sistem ketenagalistrikan dan dapat menjadi andalan pemenuhan demand listrik nasional.

Pengembangan sektor panas bumi menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) dan transisi energi menuju Net-Zero Emissions (NZE) di 2060.

Strategi menuju NZE menuntut pengembangan panas bumi yang lebih advance—selain pemanfaatan secara langsung (agrobisnis, pariwisata, industri) dan tidak langsung (pembangkit listrik)— untuk merambah penyediaan energi pada sektor hard-to-decarbonize di antaranya, produksi green hydrogen, green hydrogen carrier, green BBM, hidrokarbon, dan lain-lain melalui elektrolisis.

Namun demikian, Hisao Nakano, Chief Executive Officer (CEO) Sarulla Operations LTD (SOL) berharap potensi panas bumi yang melimpah ini perlu dibuatkan strategi jitu dalam pengimplementasiannya. “Sebab, dengan adanya potensi/peluang yang besar dalam memanfaatkan potensi yang ada namun tidak ada dukungan dari berbagai pihak tetap akan sulit untuk diwujudkan,” tuturnya kepada Trustnews belum lama ini.

Besarnya potensi tersebut, lanjut Hisao Nakano, sifatnya masih dalam struktur subsurface dan perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut karena terdapat risiko-risiko yang dihadapi dalam kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi yang mana sifat subsurface dapat berubah sewaktu-waktu. “Hal ini yang menjadi tantangan untuk Sarulla maupun pengembang panas bumi lainnya dalam menjalankan operasinya,” tambahnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ada rencana transisi energi di tahun 2060, apabila dibandingkan dengan proyek renewable energy lainnya, panas bumi memiliki peluang besar untuk membantu mewujudkan target tersebut.

“Harapan kami dalam menjalankan proyek panas bumi yaitu, memiliki tarif/ harga jual listrik yang atraktif, sehingga pengusaha panas bumi mendapatkan return yang baik, dan juga dapat menarik investor lain agar menginvestasikan dananya untuk proyek panas bumi. Selan itu juga perlu mempercepat proses perizinan serta tandatangan kontrak dengan PLN dan pemerintah mendampingi agar hal ini dapat menjadi komitmen bersama bukan hanya proyek untuk investor,” tandasnya.