Secara bisnis global, Syngenta berkomitmen meluncurkan dua teknologi baru tiap tahun. Khusus Indonesia, Syngenta sudah meluncurkan lima teknologi baru.
PT Syngenta Indonesia terus berupaya mendukung petani untuk mendapatkan akses teknologi pertanian terkini melalui komunikasi digital. Terlebih dalam masa pandemi Covid-19, keberadaan teknologi digital menjadi jembatan dalam berkomunikasi untuk bertukar informasi dan pengetahuan tentang teknologi pertanian antara Syngenta, suplayer, retailer dan para petani.
“Kami terus mendekatkan diri dan membina para petani. Bila sebelum pandemi dilakukan secara face to face, namun kini kedekatan itu terbina melalui digital platform. ini cukup efektif untuk menjangkau petani,” ujar Head of Business Sustainability Syngenta Indonesia, Midzon Johannis kepada Trustnews.
Penggunaan platform digital, lanjutnya, menunjukkan petani sudah melek teknologi. Bila awalnya keberadaan media sosial diarahkan kepada para petani yang menggunakan produk Syngenta. Dalam perjalanannya, para petani di luar Syngenta banyak yang menggunakan media sosial Syngenta untuk bertanya perihal budi daya tanaman yang baik.
“Petani yang bertanya dari seluruh Indonesia, ini tentu menggembirakan bagi kami yang awalnya keberadaan media sosial untuk kalangan sendiri. Tapi dalam perkembangannya malah menjadi tempat bertanya dan curhat para petani di luar Syngenta mulai dari Aceh hingga Papua terkait tanamannya,”paparnya.
Sedangkan di bidang marketing, lanjutnya, Syngenta bisa tetap meluncurkan produk-produknya meski di tengah pandemi.Dia pun mencontohkan saat Syngenta meluncurkan dua teknologi perlindungan tanaman baru, yakni teknologi mengendalikan gulma Touchdown Neo dan teknologi mengendalikan phytopthora Orondis Opti pada tanaman tomat dan embun bulu pada suku timun-timunan, serta tiga varietas jagung hibrida yaitu NK Super, NK Juara, dan NK Fantastis. Kelima teknologi tersebut diluncurkan melalui aplikasi Zoom dari Maret hingga Oktober ini.
“Kita sudah meluncurkan lima produk secara virtual yang dihadiri oleh 700-1000 orang petani, dealer dan retailer dari seluruh Indonesia yang terlibat aktif selama acara. Follow up nya beragam mulai dari produk, di mana mendapatkan produk hingga cara menggunakan produknya seperti apa,” paparnya.
Dengan perkembangan tersebut, lanjutnya, Syngenta mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk memperkuat jaringan internet hingga ke desa-desa agar mempermudah petani dalam mengakses internet.
“Dengan adanya koneksi internet sampai ke desa-deda akan mempermudah petani untuk mengakses sosial media mengenai informasi pertanian. Ini tantangan mengenai koneksi internet yang masih belum merata di Indonesia.
Dalam menjaga produktivitas selama pandemi, lanjutnya, Syngenta sejak awal pandemi telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan membagi karyawan bagian produksi dalam dua kelompok yang bekerja secara shift. Hal tersebut untuk meminimalisir pertemuan tatap muka baik di kantor, pabrik maupun aktivitas di luar kantor. Termasuk menggunakan masker, mencuci tangan, menyediakan antiseptik, serta membersihkan tempat kerja dengan desinfektan secara regular.
“Ini cara kami untuk menjaga produktifitas, sehingga sampai saat ini kami bersyukur bahwa kami masih tetap berproduksi. Apalagi pada masa PSBB, suplay produk kami ke lapangan awal-awalnya sedikit terganggu, tapi sekarang sudah kembali lancar,” paparnya.
Dengan pabrik pemrosesan benih di Pasuruan, Jawa Timur, dan pabrik kimia perlindungan tanaman di Gunung Putri, Jawa Barat, Syngenta yakin bahwa target produksi tahun ini dapat tercapai untuk menjamin pasokan benih dan produk perlindungan tanaman agar selalu tersedia bagi petani.
“Meski pandemi, kinerja pertanian tetap berjalan cukup baik. Ini menyebabkan kami melihat tidak ada hambatan dalam mencapai target produksi tahun ini,” ungkapnya.
Dari sisi bisnis secara global, dijelaskan Midzon, Syngenta tetap pada komitmen untuk meluncurkan dua teknologi baru untuk petani tiap tahunnya. Dan, khusus Indonesia, Syngenta untuk tahun 2020 ini, sudah meluncurkan 5 produk.
Syngenta Indonesia memiliki empat fasilitas industri yaitu, Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman, Pabrik Produk Perlindungan Tanaman, Lokasi Pengembangan Benih, dan Pabrik Pemrosesan Benih.
“Ini satu pencapaian yang sangat bagus buat Indonesia. Meski dimasa pandemi, Syngenta tetap melakukan penelitian varietas dan memproduksinya untuk petani Indonesia,” pungkasnya. (TN)