trustnews.id

Kearifan Lokal Semen Gresik Dari Alam Kembali Ke Alam
Sejumlah pengunjung yang sedang berfoto di Bukit Daun Semen Gresik

Taman Bukit Daun dan sejumlah embung menjadi bukti, campur tangan manusia mampu mengubah kawasan bekas galian tambang menjadi indah dan bermanfaat bagi masyarakat.

Vika Asanya tidak menyangka lahan hijau yang instagramable itu bekas padang kapur yang tandus dan bopeng-bopeng akibat penggalian atau ledakan untuk diambil sebagai bahan baku pembuatan semen. Siswi sekolah menengah umum dibilangan Kota Tuban, ini pun mengaku mendapat informasi keberadaan Bukit Daun dari rekan-rekannya di sekolah dan foto-foto yang bertebaran di akun-akun media sosial.
“Saya tidak menyangka taman hijau berudara sejuk ini dulunya hamparan padang kapur yang tandus. Harusnya dibuat lebih banyak lagi taman-taman seperti ini,” ujarnya saat ditemui TrustNews tengah sibuk berswafoto bersama teman-temannya.
Sementara Direktur Utama Semen Gresik, Mukhamad Saifudin mengatakan, selama ada kegiatan operasi penambangan batu kapur dan tanah liat, maka akan terus ada kegiatan reklamasi dan penghijauan yang bermanfaat.
“Filosofinya, kita mengambil bahan dari alam dan kita kembalikan dalam bentuk perbaikan alam yang kita pakai tadi seperti semula bahkan lebih baik lagi,” ujarnya kepada TrustNews perihal langkah reklamasi yang dilakukan PT. Semen Gresik. 
Ditambahkannya,  setiap tahun rerata Semen Gresik melakukan reklamasi lahan pasca tambang seluas 20 ha. Hingga 2017, Semen Indonesia sendiri sudah menggarap 187,66 ha lahan pasca tambang batu kapur. Dari luasan lahan tambang tersebut ada sekitar 187.395 batang pohon.
Sedangkan lahan di pasca tambang tanah liat seluas 67,04 ha dengan ditanami 109.932 batang pohon, diantaranya seperti jati, johar, mahoni, sengon, flamboyan, trembesi dan kesambi. Termasuk menjadikan lahan pasca tambang tanah liat sebagai keramba untuk budidaya ikan nila oleh warga sekitar.
Adapun tempat wisata taman Bukit Daun milik Semen Gresik ini berada di Sumberarum, Kerek, Tuban atau sekitar 18 km dari kota Tuban. Lokasinya juga tak jauh dari area kantor Semen Gresik pabrik Tuban.
Taman Bukit Daun yang didesain menyerupai bentuk daun jika dilihat dari atas ini mulai digarap pada Desember 2016 dan rampung pada Januari 2018. Taman seluas 1.000 m2 ini memiliki 10 tanaman langka yang jarang dijumpai. 
“10 tanaman itu diantaranya; kawista, damar, gaharu, ulin, duwet, kurma dan tanaman jenis obat yang secara khusus ditanam dilahan tersebut” ujarnya.
Tak hanya 10 tanaman langka itu saja yang ada di Bukit Daun. Taman yang lebih tepatnya disebut kebun botani (arboretum) juga menjadi tempat bagi berbagai jenis burung, mulai yang dilindungi, terancam punah hingga  endemic Indonesia. Beberapa diantaranya  Prinia inornata (prenjak padi), Streptopelia chinensis (terkukur), Pyicnonotus aurigaster (cucak kutilang), Aegithina tiphia (cipoh kacat) dan Megalaima haemacephala (takur ungkut- ungkut).
Selain itu, Bukit Daun pun punya koleksi tanaman yang umum ditanam oleh masyarakat, mulai dari merica, bawang dayak, lengkuas, jahe merah, kunir putih, kunir kuning. Ada pula kencur, temu ireng, hingga temu lawak dan tanaman lainnya.
Tak hanya dalam bentuk taman, reklamasi yang dilakukan Semen Gresik juga dalam bentuk embung. Embung-embung yang dulunya bekas tambang kuari tanah liat diubah menjadi kolam-kolam penampungan air.
Hasilnya, keberadaan sejumlah embung membuat kehidupan warga sekitarnya berubah drastis. Lahan pertanian, baik sawah maupun kebun milik mereka, tidak lagi kekurangan air. Bahkan warga masih bisa memanfaatkan embung dengan membuat keramba untuk memelihara ikan.
“Semen Gresik diwajibkan membuat sabuk hijau atau green belt dengan aturan 5 meter, namun kita buat jadi 50 meter untuk menjamin bahwa operasi penambangan yang dilakukan tidak berdampak atau mengurangi dampak penambangan batu kapur dan penggalian tanah liat ke lingkungan atau masyarakat,” paparnya. (TN)