TRUSTNEWS.ID,. - Ekonomi dan Keuangan Syariah semakin menunjukan kontribusi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan menempati posisi penting dalam ekosistem Global.
Berdasarkan data yang dikeluarkan State of Global Islamic Indicator, produk fashion busana muslim Indonesia berada di urutan nomor 3 dunia.
Tidak hanya itu, State of the Global Islamic Economy (SGIE) merilis data perputaran produk halal di Indonesia mencapai angka US$ 1,4 triliun. Namun, kinerja dan potensi ekonomi syariah di Indonesia perlu dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha di dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono, dalam sambutannya di pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatra 2024 di Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/5).
”Terdapat sejumlah tantangan yang kita hadapi, di level ekonomi syariah global kalau kita amati Indonesia masih tergolong sebagai global market. Bahkan, barang-barang produk halal yang kita impor nilainya masih cukup besar. Ini menandakan kita masih menjadi market bukan pengekspor. Uniknya pengekspor produk halal tadi berasal dari India, Amerika Serikat dan Korea. Di sisil ain, atau market share keuangan Syariah di Indonesia relatif masih kecil, sebesar 10,69%.
Selain itu, tingkat literasi ekonomi syariah relatif rendah, tercatat sebesar 28,01%.”, kata Doni di hadapan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, perwakilan FKPD Kepri, serta tamu undangan lainnya.
Merujuk data tersebut, Doni menegaskan Bank Indonesia berkomitmen mendukung agar pelaku usaha di Indonesia bisa berperan besar di produk-produk ekonomi syariah.
“Indonesia harus menjadi pengekspor produk-produk ekonomi syariah. Kita akan menginternasionalkan ekonomi syariah ini,” tegas Doni yang mendapat -sambutan dari seluruh tamu undangan yang hadir.
Untuk mendorong dan merealisasikan target produk lokal go internasional, Bank Indonesia memfasilitasinya melalui gelaran FESyar Sumatra 2024. FESyar yang merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) merupakan agenda tahunan Bank Indonesia untuk mendukung akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai pihak (stakeholders).
“Kegiatan FESyar di kawasan Sumatra ini merupakan pemaknaan dari hamzah washol seperti yang selalu dikatakan Bapak Wakil Presiden RI (KH Ma’ruf Amin). Hamzah wasol ini kalau diartikan adalah sebagai upaya untuk mensinergikan atau mengkolaborasikan seluruh kekuatan komponen bangsa. Jadi upaya ini tidak hanya dilakukan Bank Indonesia atau pemerintah daerah saja, tapi juga dibutuhkan kolaborasi bersama dari berbagai pihak untuk pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” kata Doni.
Setiap tahun BI juga menyelenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang merupakan platform acara integrasi ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia. Tahun ini, ISEF memasuki tahun ke-11 yang rencananya akan diselenggarakan pada 30 Oktober hingga 3 November 2024 di Jakarta.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ISEF, FESyar 2024 akan dilaksanakan di tiga wilayah, yaitu Sumatra di Kepulauan Riau, Timur Indonesia di Sulawesi Tenggara, dan Pulau Jawa di Jawa Timur. Program Utama Mendorong Ekonomi Syariah
Untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Bank Indonesia menyusun dan menyiapkan tiga program utama. Pertama, Bank Indonesia melakukan penguatan ekosistem produk halal dengan digitalisasi pada ekosistem halal dari hulu ke hilir. “Salah satu contoh yang sudah baik dilakukan adalah di Kepulauan Riau ini terdapat Bintan Inti Halal Food Hub yang merupakan Kawasan Industri Halal di Pulau Bintan, Kepulauan Riau yang dapat memastikan rantai nilai halal mulai dari bahan bakunya baik dari pertanian, perkebunan, dan peternakan hingga jasa pengemasan, cold chain, dan juga logistik,” ungkap Doni.
Selain itu, dilakukan juga upaya untuk mendorong percepatan sertifikasi halal produk-produk UMKM. Doni memastikan Kantor Perwakilan Bank Indonesia seSumatra bekerja sama dengan Halal Center dan Pemerintah Daerah memfasilitasi penerbitan sertifikasi halal kepada 6.317 UMKM.
Saat ini telah terbentuk Halal Center di 6 wilayah di Sumatera, yaitu di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Bangka Belitung, dan Kota Lhokseumawe. Pembentukan Halal Center merupakan kerja sama antara BI bersama Kementerian Agama dan perguruan tinggi di wilayah Sumatera.
Kedua, dalam penguatan sektor keuangan syariah, Bank Indonesia menggelar Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) yang rangkaiannya telah dimulai sejak Maret 2024 hingga puncaknya pada saat ISEF 2024. Rangkaian kegiatan BPS meliputi business coaching dan business matching terkait pembiayaan syariah untuk sisi komersial, serta Gerakan Sadar Wakaf pada sektor keuangan sosial syariah. “Dukungan digitalisasi dan sinergi juga terus dilakukan, antara lain perluasan pemanfaatan instrumen pembayaran digital (QRIS) untuk transaksi keuangan syariah,” ucap Doni.
Ketiga yaitu untuk mengakselerasi literasi eksyar serta penerapan halal lifestyle, BI terus mendorong dilaksanakannya Training of Trainers (ToT) kepada para dai, daiyah, dan serta penyuluh agama. “Ini diharapkan menjadi ujung tombak dakwah ekonomi syariah di masyarakat,” tutur Doni.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad juga mengajak para pelaku UMKM di Kepri untuk mulai menerapkan sistem ekonomi syariah dalam berbagai transaksi usaha mereka.